Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selepas kekalahan Verawaty, Indonesia absen memasukan wakilnya ke partai final hingga di tahun 1989 munculan nama Susy Susanti yang sukses melesat ke final menghadapi wakil China, Lingwei Li.
Tapi sayangnya, di percobaan pertama ini Susy keok dua gim langsung dengan skor 11-8, 11-4.
Kekalahan ini menjadi modal berharga bagi Susy untuk tampil menggila di tahun-tahun selanjutnya.
Terbukti selepas kekalahannya di partai final 1989, Susy sukses menggondol gelar juara sebanyak dua kali secara beruntun.
Di tahun 1990, Susy menghadapi wakil China, Hua Huang dua gim langsung dengan skor 12-11, 11-1.
Berlanjut ke tahun 1991, Susy yang mentereng dihadang oleh rekan senegaranya di partai final yaitu Sarwendah Kusumawardhani.
Di sini Susy menang lewat tiga gim dengan skor 0-11, 11-2, 11-6.
Sayangnya kecemerlangan ini harus terhenti di tahun 1992 karena di All England edisi ini Susy gagal meraih gelar juara karena dikalahkan oleh wakil China, Ye Zhaoying di babak kedua lewat tiga gim dengan skor 5-11, 11-5, 11-5.
Kalah lebih awal di tahun 1992, Susy kembali bangkit dengan memenangi dua gelar lagi secara beruntun di tahun 1993 dan 1994.