Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, mengungkap penyebab kegagalannya mengalahkan sesama eks pemain nomor satu dunia, Tai Tzu Ying (Taiwan), pada laga semifinal turnamen All England Open 2020.
Mimpi Carolina Marin untuk kembali menjuarai All England Open terkubur setelah dikalahkan Tai Tzu Ying dengan skor 21-19, 13-21, 11-21 dalam tempo satu jam dua menit.
Selain menghentikan kiprahnya pada turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut, hasil itu juga memperpanjang daftar kekalahan Marin dari Tai menjadi sembilan kali.
Baca Juga: Olimpiade 2020 Ditunda, Michael Phelps Cemaskan Kondisi Mental Atlet
Adapun Marin baru bisa mengatasi permainan Tai sebanyak enam kali saja.
Salah satunya terjadi pada semifinal All England Open 2015.
Kala itu, Marin mengalahkan Tai dengan skor 21-18, 21-11 sebelum menyelesaikan turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut dengan naik ke podium kampiun.
Marin mengakui, ada perbedaan mencolok yang terjadi pada pertemuannya dengan Tai pada tahun ini dan lima tahun lalu.
Baca Juga: Deontay Wilder Dinilai Egois karena Halangi Tyson Fury Kejar Keinginan
Dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF, Marin mengatakan bahwa penyakit yang diderita sang ayah telah mengganggu konsentrasi dan juga mental bertandingnya.
Kendala itu tak cuma terjadi saat tampil pada All England Open 2020, tetapi juga pada Barcelona Spain Masters 2020, turnamen yang diharapkan dijuarai oleh Marin.
"Saya mendapat masalah sulit, semua orang berharap bisa menyaksikan saya menjadi juara di sana (Barcelona). Saya memang tidak merasa nyaman, tetapi saya ingin bermain," tutur Marin.
"Semua orang bilang bahwa merupakan hal mudah untuk saya menjadi juara di Barcelona. Namun, saya bilang kami harus lihat per laga, setiap musuh berat dan mereka semua ingin mengalahkan saya."
Baca Juga: Momen Mike Tyson dan Jon Jones Bercanda Sampai Baku Hantam di Jalanan
"Saya tidak tampil 100 persen, tetapi saya ingin tetap meningkatkan permainan saya dan fokus pada strategi. Saya harus kembali, saya punya situasi personal. Ayah saya berada di rumah sakit selama sebulan, dia betul-betul sakit, dan saya harus kembali ke Spanyol," kata Marin lagi.
Pasca-All England Open 2020, peringkat dunia Carolina Marin naik satu setrip ke urutan keenam.
Sebelumnya, juara Olimpiade Rio 2016 itu berada di peringkat ketujuh dunia.