Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Striker legendaris Manchester United, Eric Cantona, mengungkapkan momen saat dia berkelahi dengan polisi Turki dalam buku barunya.
Mantan kapten sekaligus legenda Manchester United, Eric Cantona, mengungkap momen terburuk yang pernah dialami oleh klubnya.
Pada Liga Champions edisi 1993, Manchester United harus menyerah dari klub asal Turki, Galatasaray.
Setan Merah bermain imbang tanpa gol di kandang Galatasaray setelah sebelumnya bermain seri 3-3 di Old Trafford.
Hasil ini membuat Manchester United harus angkat koper terlebih dulu dari kompetisi antarklub paling elite Eropa tersebut.
Baca Juga: Cerita Pengalaman di Man United, Van Persie Ungkap 5 Pemain Paling Impresif
Namun, bukan hanya itu yang diingat oleh Cantona dalam hidupnya, melainkan kejadian saat dia berduel dengan polisi Turki usai pertandingan berakhir.
Seperti dilansir BolaSport.com dari Daily Mirror, kekesalan Cantona berawal dari keputusan wasit Karl Rothlisberger yang meniup peluit panjang tepat pada menit ke-90.
Padahal, Cantona merasa selama pertandingan banyak pelanggaran yang terjadi dan seharusnya ada tambahan waktu untuk itu.
Merasa dirugikan, pemain asal Prancis itu menghampiri dan menyampaikan protesnya kepada sang wasit.
Akan tetapi, dia justru mendapatkan kartu merah dari sang wasit ketika hendak meninggalkan lapangan.
Baca Juga: Cerita Robin van Persie Melihat Ferguson Lakukan Hairdryer Treatment
Tak berhenti di situ, Cantona kembali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di Turki.
Saat berada di lorong menuju ruang ganti, kepalanya dipukul oleh seorang polisi Turki dengan pentungan.
Duel pun tak terelakkan, Cantona berkelahi dengan polisi Turki tersebut dibantu dengan rekan setimnya, Bryan Robson.
Saat itu, keadaan terasa sangat panas ketika para pemain Manchester United tiba di ruang ganti.
Cantona yang tidak terima bersumpah akan mencari dan membunuh polisi Turki tersebut jika bertemu.
Baca Juga: Insiden Kecelakaan Buat Jack Grealish Sulit untuk Gabung Man United
Rekan setim Cantona, Roy Keane, yang waktu itu berada di ruang ganti juga merasakan kondisi yang amat mencekam.
"Di ruang ganti Eric menjadi gila. Dia bertekad untuk kembali ke luar dan mencari polisi yang telah memukulnya," ucap Keane.
"Eric adalah bocah yang besar dan kuat. Dia serius. Dia bersikeras akan membunuh polisi itu," kata Keane menambahkan.
Pria asal Irlandia itu juga menyampaikan bahwa perlu usaha yang sangat besar untuk menenangkan Cantona yang sedang benar-benar marah waktu itu.
Sir Alex Ferguson beserta asistennya dan beberapa pemain Setan Merah harus turun tangan untuk menenangkan Cantona.
Baca Juga: Raul Gonzalez Sebut Dirinya adalah Fanboy dari Legenda Atletico Madrid
Cantona sendiri mengungkapkan kembali kekesalannya tersebut pada bukunya berjudul My Story.
"Tentu saja, saya kesal karena tersingkir dari Liga Champions," tulis Cantona dalam bukunya.
"Akan tetapi, di atas semua itu, saya ditinju oleh polisi-polisi Turki. Mungkin kita akan bertemu lagi suatu saat nanti!" ucap Cantona menambahkan.
Baca Juga: Man United Perlu Rp9 Triliun untuk Dapatkan Penerus Modric di Madrid