Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan menteri olahraga Prancis, David Douillet, melayangkan kritik keras wacana pelaksanaan balap sepeda Tour de France (TdF) di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.
Berdasarkan jadwal, Tour de France 2020 akan berlangsung pada 27 Juni-19 Juli mendatang.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda ajang tahunan tersebut akan dibatalkan atau ditunda demi mencegah penyebaran virus corona.
Baca Juga: Oliver Naesen Tak Bisa Bayangkan Romain Bardet Mundur dari Tour de France
David Douillet pun mengritik situasi itu.
Sosok yang pernah menjadi Menteri Olahraga Prancis pada tahun 2011-2012 itu menilai penyelenggaraan TdF 2020 memiliki risiko yang sangat tinggi.
Bahkan lebih besar ketimbang kerugian materi andai TdF tahun ini ditunda atau dibatalkan.
"Kalau Prancis punya perangkat yang memadai untuk memastikan pembalap dan penonton bisa dites dan hasilnya negatif, silakan lanjutkan Tour de France. Namun, kemungkinan itu sangat kecil," kata Douillet, dikutip BolaSport.com dari Japan Times.
"Saat ini, virus corona belum ada vaksinnya dan banyak orang meninggal," tutur dia melanjutkan.
Douillet bahkan menyamakan situasi TdF 2020 dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Peraih dua medali emas Olimpiade dari cabang judo tersebut mengatakan bahwa pelaksanaan TdF 2020 tak ada bedanya dengan pemilihan wali kota yang mengabaikan saran pemerintah.
Baca Juga: Tour de France 2020 Dipastikan Tidak Akan Digelar secara Tertutup
"Tindakan-tindakan semacam ini adalah kejahatan kemanusiaan. Untuk saya, menggelar Tour de France saat ini melanggar hak asasi manusia. Ini gila," ucap Douillet.
Selain Tour de France, sejumlah turnamen olahraga besar tahun ini sudah dipastikan batal atau ditunda.
Olimpiade Tokyo, Piala Eropa, Formula 1, MotoGP mengalami penundaan dan perubahan jadwal.
Adapun turnamen tenis tertua dunia, Wimbledon, sudah dinyatakan batal untuk tahun 2020.
Baca Juga: Nasib Tour De France Belum Jelas, Ada Tiga Skenario di Tengah COVID-19