Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Di Era Liga 1, Tak Ada Pemain Persib Bandung yang Secanggih Wander Luiz
Sedangkan Barito Putera lahir pada 1988 dari insiatif H. Abdussamad Sulaiman HB yang ingin memajukan sepak bola di Kalimantan Selatan.
Keikutsertaan pada kompetisi Galatama dimulai Barito Putera sejak musim 1988-1989 dengan diperkuat pemain legendaris mereka, Frans Sinatra Huwae.
Prestasi terbaik Barito Putera di era Galatama terjadi pada musim 1992-1993 di mana mereka menduduki peringkat tiga di bawah Arema dan Pupuk Kaltim Bontang.
Pada saat penggabungan kompetisi Galatama dengan Perserikatan di tahun 1994, Arema berhasil mendapatkan tiket untuk berlaga di liga yang baru tersebut sedangkan Barito Putera tidak mampu lolos.
Baca Juga: Laga Lyon Vs Juventus, Penyebab Utama Penyebaran COVID-19 di Prancis
Di Liga Indonesia, prestasi Arema dan Barito Putera mengalami pasang surut.
Barito Putera bahkan sempat terjun ke divisi II (kasta ketiga) pada musim 2004-2009 dan baru tampil lagi di Liga Super Indonesia pada musim 2013.
Berbeda dari Barito Putera, Arema lebih konsisten berada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia sejak musim 2004.
Hingga di musim 2009-2010, Arema (Arema Indonesia) kembali mengangkat trofi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang saat itu bernama Indonesia Super League (ISL).