Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, menegaskan bahwa dia tidak terbebani dengan sejarah panjang kesuksesan bulu tangkis Indonesia.
Dalam wawancara dengan Olympic Channel yang dikutip BolaSport.com, Anthony Sinisuka Ginting paham bahwa Indonesia punya tradisi yang kuat pada cabang olahraga bulu tangkis.
Namun, menurut Anthony, hal tersebut justru mendorong bulu tangkis menjadi olahraga yang populer di Indonesia.
Baca Juga: Lelang Raket Bersejarah Kevin Sanjaya Capai Nilai Rp 61 Juta
"Mungkin yang membuat bulu tangkis sangat populer di Indonesia adalah karena dari dulu senior-senior saya," kata Anthony.
"Indonesia mendapat banyak prestasi dari Olimpiade, Asian Games, dan banyak turnamen lain. Mungkin dari situ orang-orang mulai suka nonton bulu tangkis," tutur dia melanjutkan.
Menjadi pebulu tangkis di bawah bayang-bayang tradisi sejarah dan prestasi tak membuat Anthony merasa terbebani.
Pemain berusia 23 tahun tersebut menilai keinginan seorang atlet untuk menjadi juara pada kompetisi selevel Olimpiade adalah hal yang lumrah.
Baca Juga: Upaya Hendra Setiawan Ciptakan Sejarah pada Olimpiade Tokyo 2021
Apalagi, Anthony menyebut pengalaman bertanding pada kejuaraan lain sudah cukup untuk melatihnya menghadapi tekanan.
"Semua pemain pasti punya beban yang sama, apalagi kami punya keinginan kuat untuk juara di Olimpiade atau pertandingan-pertandingan lain," ucap juara Indonesia Masters 2020 tersebut.
"Saya sudah terbiasa dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya yang juga menuntut untuk menang seperti Piala Thomas, Asian Games, atau pertandingan multicabang lain saat mewakili Indonesia."
"Bisa dibilang saya sudah terbiasa sebelumnya," kata dia menambahkan.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Pujian Presiden bagi Simon Santoso yang Juara dari Babak Kualifikasi
Selain ditempa pengalaman, Anthony Sinisuka Ginting punya cara lain untuk mengatasi perasaan stres, yaitu lewat jalur kuliner.
Meski menyukai masakan Indonesia, ia tak menutup pintu mencicipi masakan negara lain, terutama saat melakoni pertandingan di luar negeri.
"Saya suka masakan Indonesia, tetapi misalnya saya sedang di Hongkong atau Jepang, lalu saya kalah pasti saya stres. Daripada berdiam di kamar dan tambah banyak pikiran, lebih baik saya keluar dan makan enak," tutur Anthony Sinisuka Ginting.