Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemilik Persiba Balikpapan, Gede Widiade, berpendapat bahwa PSSI tidak boleh lupa bila harus mengikuti hukum dan kebiasaan di Indonesia.
Kabar mundurnya Ratu Tisha dari kursi Sekretaris Jenderal PSSI mengejutkan banyak pecinta sepak bola Indonesia.
Bukan hal yang mengherankan, sebab Ratu Tisha memang memiliki banyak terobosan yang membawa kemajuan bagi PSSI, baik di kancah lokal maupun internasional.
Mundurnya Ratu Tisha dari jabatan Sekjen PSSI kemudian membuat banyak pihak mengira-ira siapa sosok yang akan menggantikannya.
Baca Juga: Soal Nasib Liga Italia Musim Ini, Gabriele Gravina Belum Menyerah
Hal tersebut juga dilakukan oleh pemilik Persiba Balikpapan, Gede Widiade.
Mantan Direktur Utama Persija Jakarta itu mengungkapkan bahwa untuk menentukan sosok pengganti Ratu Tisha, pertama-tama PSSI harus menentukan dulu arah dan tujuannya.
Terutama, hal-hal yang bersinggungan dengan pemerintahan.
Sebab, Sekjen PSSI memang memiliki posisi yang vital sebagai penghubung PSSI dengan pihak-pihak luar seperti FIFA, AFC, AFF, dan pemerintah Indonesia sendiri.
Baca Juga: WWE Kembali Gelar Turnamen untuk NXT Cruiserweight Champion
"Kalau menurut saya, kita harus melihat federasi itu inginnya seperti apa, apakah seperti masa lalu yang membuat jarak dengan pemerintah atau harus bekerja sama dengan pemerintah, ini harus dilihat dulu," ucap Gede saat dihubungi wartawan.
"Kalau menurut saya, federasi tidak akan bisa berjalan baik apabila tidak dapat bekerja sama dengan stakeholder yang lain."
"Berbicara dengan kepolisian, kementerian, pemerintah, masyarakat, dengan suporter. Kalau mereka (PSSI) tidak bisa melakukan semua itu, ya tidak akan sukses," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Pelatih Arema FC Mario Gomez Beberkan Alasan Tak Pulang Kampung di Tengah COVID-19
Gede lantas mengingatkan pada peristiwa tahun 2015, saat itu PSSI dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusul adanya sejumlah pelanggaran.
PSSI saat itu dinilai banyak melakukan pelanggaran yang meliputi ketiadaan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi hingga kelalaian dalam membayar pajak pendapatan pada negara.
Menurut Gede, PSSI memang memiliki tugas utama untuk menjaga hubungan baik dengan organisasi sepak bola lain di dunia seperti FIFA dan AFC.
Baca Juga: Alex Marquez Jadi Pilihan Logis Bagi Honda, Faktor Orang Dalam?
Namun, PSSI tidak boleh lupa bahwa sejatinya organisasi tersebut berada dalam kawalan hukum dan kebiasaan yang ada di Indonesia.
"Pengalaman sebelumnya pernah PSSI di-banned, karena PSSI kurang melaksanakan tupoksi (tugas pokok fungsi) sosialisai kepada para pihak tadi," tutur Gede.
"Prioritas PSSI bekerja sama karena induk organisasi AFC dan FIFA tapi harus ingat kita hidup di Indonesia."
"Jadi kita tidak boleh lupa dengan hukum positif di Indonesia dan kebiasaan di sini," tutupnya.