Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Olympic Stadium di Athena, Yunani, menjadi panggung laga puncak Liga Champions 1993-1994 antara AC Milan dan FC Barcelona.
Penulis: Ade Jayadireja
AC Milan berbekal status juara Liga Italia saat datang ke Negeri Para Dewa.
Demikian pula dengan Barcelona yang sudah memastikan diri sebagai kampiun di Spanyol.
Skuad I Rossoneri berisikan pemain-pemain kelas dunia, termasuk Paolo Maldini di barisan belakang dan Dejan Savicevic di sektor depan.
Komposisi pemain Blaugrana tak kalah mentereng, ada Pep Guardiola, Ronald Koeman, Romario, dan pelatih legendaris Johan Cruyff.
Nyatanya Milan lebih perkasa di laga yang berlangsung pada 18 Mei 1994.
Babak pertama selesai, mereka sudah unggul 2-0 berkat sepasang gol Daniele Massaro.
Baca Juga: MOMEN JUARA, Si Kurus Aktor Kebangkitan 35 Menit, Indonesia ke Final Piala AFF 2004
Baca Juga: MOMEN JUARA, Gol 3 Sentuhan Suci Dennis Bergkamp di Piala Dunia 1998
Baca Juga: MOMEN JUARA, Gol Salto 30 Meter Mauro Bressan ke Gawang Barcelona
Namun, bukan Massaro yang jadi sorotan utama dalam pertandingan kala itu, melainkan Savicevic.
Sang striker menuai decak kagum lewat gol spektakulernya pada menit ke-47.
Savicevic berlari merebut bola dari kaki bek Miguel Angel Nadal di sisi kiri luar kotak penalti Barcelona.
Tanpa melakukan banyak kontrol lagi, pemain beralias Il Genio atau Si Genius itu melepaskan tembakan lob ke gawang.
Bola mendarat dengan mulus di sebelah kanan gawang Barcelona tanpa bisa dihalau kiper Andoni Zubizarreta hingga ia terjengkang tak kuasa menggapainya.
Savicevic jeli melihat posisi kiper yang sudah berada cukup jauh dari gawang sehingga memutuskan menembakkan bola melambung di atas kepala Zubi.
Tak heran Savicevic menyandang status genius.
"Saat bola memantul, saya melihat kiper berdiri jauh dari gawang. Saya pun memutuskan untuk melepaskan tendangan," kata Savicevic.
Gol tersebut semakin menaikkan mental Milan dan membenamkan asa Barcelona.
Setelah lesakan Savicevic, Milan menambah skor jadi 4-0 via Marcel Desailly.
"Ketika gol ketiga terjadi, kami sudah merasa bahwa pertandingan telah berakhir," ucap Zubizarreta.
Kemenangan empat gol tanpa balas mengantarkan Milan ke podium tertinggi. Gelar ini adalah yang kelima buat mereka di Liga Champions.