Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek kanan Bali United, Michael Orah, menceritakan keberhasilan dua kali meraih gelar juara liga yang tak lepas dari nomor punggung pilihannya.
Penentuan nomor punggung terkadang memberikan arti bagi seorang pemain.
Beberapa pemain memilih nomor punggung sesuai dengan tanggal-tanggal yang istimewa baginya ataupun sebuah nomor yang selalu ia kenang.
Sebagian lainnya memilih nomor punggung tak lepas dari keyakinan akan keberuntungan.
Pemain Bali United, Michael Orah, mengaku mempunyai dua alasan itu sekaligus.
Awalnya dari memilih nomor berdasarkan tanggal kelahiran keluarganya.
Baca Juga: Daftar 10 Pemain U-23 Liga 1 2020 yang Menjanjikan versi BolaSport
"Sebenarnya saya memulai karier awal bersama tim itu menggunakan nomor punggung 24, yang merupakan tanggal kelahiran anak pertama."
"Namun, saat membela Borneo FC ternyata sudah ada yang menggunakan, maka saya pakai nomor 31, yaitu tanggal kelahiran istri."
"Lalu saat ke Persija ternyata sudah ada yang pakai. Dari sana saya mulai menggunakan nomor punggung 85, tahun kelahiran saya sendiri," ujar Michael Orah dikutip BolaSport dari Tribun Bali.
Orah tak menyangka dengan memilih nomor kelahirannya, ia mendapatkan keberuntungan yang cukup sulit dirasakan pemain pada umumnya.
Bagaimana tidak? Meski hanya menjadi pemain pinjaman dari Kalteng Putra, Orah ternyata mampu meraih gelar juara Liga 1 bersama Persija musim 2018.
Baca Juga: Exco PSSI: Meski Sudah Mundur, Ratu Tisha Masih Berstatus Sekjen PSSI
Pada musim berikutnya, ia dibeli oleh Bali United dan pada musim itu juga, pemain kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara, itu kembali mendapatkan gelar juara Liga 1 2019.
"Ternyata nomor punggung tersebut membawa berkah untuk gelar juara pertama saya bersama Persija. Kemudian saat membela Bali United, saya kembali menggunakan nomor punggung 85."
"Puji Tuhan, saya kembali diberikan rezeki juara di Liga 1 untuk kali kedua. Mulai dari sinilah, saya berkomitmen akan menggunakan nomor punggung ini hingga pensiun dari sepak bola," Michael Orah mengakhiri.