Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sebagai salah satu klub papan atas Eropa, Inter Milan juga memiliki akademi sepak bola yang melahirkan bakat-bakat besar di dunia sepak bola. Serial Dream Chasers Inter yang tayang di Mola TV membawa anda untuk melihat lebih dekat bagaimana para pemain muda digembleng untuk menembus skuat utama.
Internazionale Milano Settore Giovanile atau Inter Milan Youth Sector merupakan salah satu akademi sepak bola terbaik di Eropa.
Akademi ini bertempat di Centro Sportivo Giacinto Facchetti di Milan bagian utara dengan luas 30.000 meter persegi.
Dua bakat asli akademi Inter Milan yang paling dikenal yakni Giuseppe Bergomi dan Mario Balotelli.
Bergomi adalah gambaran sejati bagaimana pemain Inter seharusnya. Lahir pada 22 Desember 1963, Bergomi masuk ke akademi Inter dalam usia 16 tahun.
Sejak saat itu, ia selalu membela panji biru hitam kota Milan. Bergomi membela Inter Milan dari 1979 hingga 1999.
Bek berpostur 185 cm yang khas dengan kumis tebalnya saat muda itu mempersembahkan 1 gelar Serie-A (1988-1989), 1 gelar Coppa Italia (1981-1982), 1 gelar Supercopa Italiana (1989) dan 3 Piala UEFA (1990-1991, 1993-1994, 1997-1998).
Walau debut senior Bergomi di Inter tercatat pada 1980, ia baru menjadi kapten klub pada 1994. Bergomi dikenal sebagai bek serbabisa, dirinya bisa menempati posisi bek tengah dan fullback kanan.
Fans Inter Milan memanggilnya dengan sebutan Lo Zio kepada Bergomi, yang berarti paman. Hal ini dikarenakan Bergomi memiliki kumis dan alis yang tebal.
Kegemilangan Bergomi di skuat Nerazzurri juga diikuti kegemilangannya di timnas Italia.
Lo Zio mampu mengantarkan Gli Azzuri meraih juara Piala Dunia pada 1982 di Spanyol. Ia mengoleksi 81 caps senior serta mencetak 6 gol.
Bergomi juga menjadi salah satu pemain yang bermain dalam 4 edisi Piala Dunia yakni 1982, 1986, 1990 dan 1998.
Baca Juga: Buntut Skandal Suap FIFA, Piala Dunia 2022 Diminta Pindah dari Qatar
Kesuksesan inilah yang menjadi inspirasi bagi para pemain muda di akademi Inter Milan agar tumbuh sebagai pemain profesional yang punya integritas.
Serial Dream Chasers Inter Milan yang tayang di Mola TV menghadirkan cerita tersebut dalam sudut pandang pemain muda di akademi Inter pada musim 2017-2018.
Serial tersebut menceritakan perjalanan para pemain muda di kelompok Primavera (U-19) pada musim 2017-2018.
Inter yang berstatus sebagai juara bertahan pada musim 2016-2017 akan dipandang sebagai lawan kuat oleh lawan-lawannya.
Baca Juga: Striker Persija Marko Simic Ungkap Sosok Panutan di Kampung Halamannya
Di sisi lain, para peman dengan usia tertua (19 tahun) sudah memasuki tahun terakhir mereka di Inter Primavera.
Mau tak mau mereka harus menampilkan performa terbaik di setiap laga agar dilirik oleh skuat senior atau dilirik oleh tim Liga Italia lain.
Di serial Dream Chasers Inter Milan, penonton akan melihat bagaimana para pemain muda disiapkan dengan nilai, filosofi dan cara berlatih Inter Milan.
Bahkan ada juga keseruan yang bisa kita lihat dalam laga derby Della Madonnina walaupun untuk sekelas tim Primavera.
Baca Juga: Barcelona Ingin Lahirkan Kembali Generasi Emas, Andres Iniesta: Mustahil!
Seperti kita ketahui, Inter memiliki rival abadi yang merupakan klub sekotanya, yakni AC Milan.
Sudut pandang dari pelatih tim primavera juga diceritakan lengkap dengan hubungannya dengan para pemain.
Bagaimana keseruan dan drama yang terjadi di akademi Inter Milan? Saksikan serial Dream Chasers-Inter hanya ada di Mola TV.