Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kiper PSIS Semarang, Joko Ribowo mengaku untuk sementara menghentikan Sekolah Sepak Bola (SSB) miliknya akibat pandemi covid-19.
Pandemi covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan himbauan agar para masyarakat untuk tetap berada di rumah.
Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Menanggapi hal tersebut kiper PSIS Semarang, Joko Ribowo memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan SSB miliknya.
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Jateng, Joko mengaku untuk saat ini SSB miliknya telah vakum.
"Kalau selama ini pengaruh buat SSB, biasanya dalam satu minggu tiga kali latihan, nah ini sudah vakum," kata Joko.
"Tidak ada kegiatan sama sekali, kita kan harus mengikuti anjuran dari pemerintah juga," jelas Joko.
Baca Juga: Bantu Donasi Lawan Pendemi Covid-19, Jersey Madura United Laku Keras
Beranggotakan kebanyakan anak kecil, Joko menyebut memberikan kelonggaran program latihan di rumah bagi muridnya.
Pria yang kini berusia 31 tahun itu, hanya menyuruh para siswanya bermain bola di halaman rumah masing-masing untuk tetap menjaga kebugarannya.
"Kalau mungkin pemain profesional dikasih program mereka bisa jalan sendiri, kalau adik-adik peserta SSB ini tidak bisa," kata Joko.
"Paling kita minta agar mereka tetap skipping dan main-main bola di halaman rumah masing-masing saja, saya tidak tahu apakah itu mereka menjalankan atau tidak, cuma ada sebagian yang mengirim video ke grub SSB," jelas Joko.
Sementara itu, SSB Joko Ribowo sendiri didirikan sejak tahun 2018 silam.
Untuk lokasinya, SSB tersebut terletak di Desa Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Saat ini, SSB yang diberi nama Joko Ribowo Foootball Academy (JRFA) itu, memiliki sekitar 70 pesepakbola muda.
Dengan diliburkannya SSB untuk sementara, Joko berencana memberikan keringanan mengenai uang bulanan dari sebelumnya.
Baca Juga: Era Liga 1 - Revolusi Skuad Persib Bandung, Ada 4 Pemain Naturalisasi (Part 3)
Akan tetapi hal tersebut harus menunggu keputusan yang akan di ambil oleh pihak bendahara SSB.
"Untuk uang bulanan belum tahu sih, kesadaran wali murid saja dengan situasi seperti ini," kata Joko.
"Kalau saya tidak membebankan, cuma bendahara SSB kami nanti yang mengurus, saya tidak mau ikut campur," ujar Joko.