Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ultah Ke-51, Selain Kevin Sanjaya, Ini Pebulu Tangkis PB Djarum yang Harumkan Indonesia

By Delia Mustikasari - Rabu, 29 April 2020 | 00:05 WIB
Acara peluncuran buku perjalanan emas bulu tangkis dalam perayaan ulang tahun PB Djarum ke -50, di Wisma Ploso, Kudus, Minggu (28/4/2019) (GANGGA BASUDEWA/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum pada Selasa (28/4/2020) genap berusia 51 tahun. PB Djarum berdiri pada 28 April 1969 di Kudus, Jawa Tengah.

Dalam kurun waktu tersebut PB Djarum telah banyak melahirkan pebulu tangkis andal yang mengharumkan nama Indonesia.

Baca Juga: Melati Daeva Bertekad Ingin Lebih Konsisten bersama Praveen Jordan

Dimulai dari era Liem Swie King hingga Kevin Sanjaya  Sukamuljo.

Kelahiran klub PB Djarum bermula dari barak (area kerja) Bitingan Lama di dalam gedung yang pada siang harinya merupakan pabrik karyawan pelinting rokok PT Djarum.

Lahirnya PB Djarum tak terlepas dari kegemaran Robert Budi Hartono bermain bulu tangkis bersama para karyawannya.

Kegiatan olahraga bulu tangkis pada sore hari itu rupanya diminati para karyawan dan masyarakat sekitar.

Akhirnya, pada 1969 PB Djarum sepakat mendirikan Klub Bulu Tangkis PB Djarum dan mulai membina pemain dari luar perusahaan.

Hingga saat ini, PB Djarum pun terus membina ratusan atlet-atlet muda berbakat yang akan menjadi bintang lapangan masa depan.

Berikut beberapa pebulu tangkis PB Djarum yang mengharumkan Indonesia lewat prestasinya

1. Liem Swie King

DOK. MEGAPRO COMMUNICATIONS
Legenda bulu tangkis Liem Swie King (kiri) dan Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi saat menghadiri konferensi pers Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 di GOR PB Djarum, Kudus, 19 November 2019.

Liem Swie King adalah salah satu atlet generasi pertama yang mendapat beasiswa PB Djarum pada 1960-an.

Kiprah Lim bermula dari Kudus. Ia  dikenal sebagai atlet yang rajin berlatih. Selama berlatih dia mencicipi tanjakan di daerah Colo dan Kaliyitno.

Buah kegigihannya, perlahan King mulai menuai prestasi. Dia mulai dikenal masyarakat seusai meraih medali emas PON saat berusia 17 tahun.

Berkat keberhasilannya itu, pria kelahiran 28 Februari 1956 ini pun dipanggil masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas), Cipayung, Jakarta pada akhir 1973.

Namanya semakin dikenal kalangan internasional setelah ia mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976.

Karier cemerlangnya dimulai saat menjadi runner-up All England pada 1976 dan 1977.

Baca Juga: Jonatan Christie Tak Menutup Pintu Kembali ke Dunia Akting

King akhirnya menjadi juara All England pada 1978 dan 1979. Ia pun memiliki rekor sendiri yakni tak terkalahkan selama 33 bulan.

Selain itu, Liem Swie King pun memiliki pukulan khasnya yakni pukulan sambil meloncat dan memukul keras shuttlecock ke arah pertahanan lawan yang kini dikenal dengan nama smash

Ia pun kemudian dijuluki the king of smash.

Kiprahnya di bulu tangkis tak lagi diragukan, ia tiga kali menjadi bagian dari tim Thomas dan memboyong pulang piala tersebut di tahun 1976, 1979 dan 1984 dari enam kali keikutsertaannya membela merah putih di Thomas.

Puluhan gelar di ajang grand prix berhasil ia raih, medali emas Asian Games pun berhasil ia bawa pulang. Ia bisa dibilang menjadi salah satu pemain yang memiliki gelar lengkap pada masa itu. Tak hanya di tunggal, ia pun cukup berprestasi di sektor ganda bersama pasangannya Christian Hadinata.

2. Alan Budikusuma

LARIZA OKY ADISTY/BOLASPORT.COM
Eks pemain tunggal putra Indonesia, Alan Budikusuma, berbicara dengan awak media di sela konferensi pers Astec Open 2019 International Series di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Alan Budi Kusuma bergabung dengan PB Djarum pada 1986.

Selama menjadi atlet bulu tangkis, Alan Budi Kusuma sukses meraih gelar juara pada Indonesia Open 1993, Thomas Cup 1996, dan mendapat medali emas di Olimpiade 1992 yang berlangsung di Barcelona.

Alan tercatat sebagai atlet PB Djarum pertama yang menyumbang medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade.

Juga masih banyak gelar juara lainnya, seperti Dutch Open, Thailand Open, German Open, dan lain-lain.

Tak hanya itu, suami Susy Susanti ini berhasil mendapat ranking tertinggi di peringkat pertama dunia untuk sektor tunggal putra.

3. Liliyana Natsir

ISTIMEWA
Liliyana Natsir saat berbagi pengalaman bulu tangkis kepada para peserta Audisi Umum dalam sesi Talkshow seusai rangkaian Audisi Umum 2019 edisi Solo Raya, di GOR. RM. Said, Minggu (27/10/2019).

Liliyana Natsir sudah mulai bermain bulu tangkis sejak berusia 9 tahun. Dia pertama kali tergabung dengan PB Pisok, Manado.

Butet, sapaan Liliyana, mulai masuk pelatnas PBSI pada 2002 hingga menjelma sebagai pemain andalan Merah Putih.

Gelar pertama yang didapat Liliyana adalah Kejuaraan Asia Junior pada 2002 bersama Markis Kido

Liliyana meraih gelar pertama pada Kejuaraan Dunia 2005 dalam usia 19 tahun 11 bulan 12 hari atau belum genap 20 tahun. Saat itu, dia berpasangan dengan Nova Widianto.

Baca Juga: Lee Chong Wei Ikut Kritik Wacana Perubahan Poin yang Diusulkan BWF

Selama berkarier sebagai pebulu tangkis, Butet sudah pernah berpasangan dengan Markis Kido, Nova Widianto, Vita Marissa (ganda putri), Devin Lahardi Fitriawan, dan terakhir dengan Tontowi Ahmad.

Sejak saat itu, Butet berhasil memenangkan berbagai gelar bergengsi, seperti Kejuaraan Dunia, All England Open, dan puncaknya yakni medali emas Olimpiade.

Liliyana sudah mengoleksi 56 gelar selama berkarier di dunia bulu tangkis.

4. Tontowi Ahmad

katarinaerlita
Tontowi Ahmad

Tontowi Ahmad lahir di Banyumas, 18 Juli 1987 merupakan pebulu tangkis ganda campuran Indonesia.

Dia bergabung ke klub PB Djarum di Kudus pada 2005.

Nama Tontowi mulai dikenal di dunia bulu tangkis pada  2010 ketika ditandemkan dengan Liliyana Natsir yang sudah memiliki banyak prestasi sebelumnya.

Bersama Liliyana Natsir, Tontowi menorehkan berbagai gelar superseries, All England, kejuaraan dunia hingga mencicipi keping medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Liliyana natsir.

5. Kevin Sanjaya Sukamuljo

BADMINTON INDONESIA
Pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon, saat bertanding di Japan Open 2019, Rabu (24/7/2019).

Kevin Sanjaya Sukamuljo pertama kali bergabung bersama PB Djarum pada 2006 melalui audisi umum.

Saat itu, Kevin sempat dinyatakan gagal lolos audisi. Namun atlet yang mengawali karirnya di PB Sari Agung di Banyuwangi ini tidak menyerah.

Ia kembali datang ke Kudus untuk mengikuti audisi pada 2007 dan akhirnya berhasil.

Tiga tahun ia menguji kemampuannya pada nomor tunggal, sampai akhirnya tahun 2010 ia memutuskan untuk meniti karier sebagai atlet ganda. Selama di Jakarta, Kevin langsung berada dibawah asuhan Sigit Budiarto.

Kevin menjadi salah satu pebulu tangkis Indonesia yang patut diperhitungkan. Dia baru naik ke level senior pada 2015 dan dipasangkan dengan Marcus Fernaldi Gideon.

Meskipun baru dipasangkan pada Desember 2015, bersama Marcus dia sudah berhasil meraih berbagai gelar.

Sepanjang 2016, pemain kelahiran 2 Agustus 1995 ini berhasil mempersembahkan tiga gelar dari turnamen superseries (premier) untuk Indonesia yakni Malaysia Masters, India Open, dan Australian Open.

Prestasi Kevin kian melesat bersama Marcus dengan menyabet 7 gelar pada 2017 dan 8 titel pada 2018, termasuk merebut keping medali emas Asian Games 2018.

Pencapaian 8 gelar dipertahankan Marcus/Kevin pada 2019 dan mereka mempertahankan posisi peringkat pertama dunia dengan koleksi poin mencapai 100 ribu lebih.

Marcus/Kevin menjadi ganda putra pertama Indonesia yang mencapai jumlah poin tersebut.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P