Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan Chairman Crystal Palace, Simon Jordan, mengungkapkan Mike Tyson adalah sosok wajah baru dalam dunia tinju.
Sebagai mantan pemilik klub sepak bola, Simon Jordan ternyata memiliki sisi lain dalam hal yang disukai.
Pebisnis asal Inggris ini ternyata sangat menyukai tinju selain sepak bola.
Menurut Jordan, hiburan tinju adalah setara dengan kegembiraan yang dihasilkan dari bermain atau menyaksikan sepak bola.
Baca Juga: Praveen/Melati Jadikan Harapan Emas Olimpiade di Pundak sebagai Motivasi
Ketertarikannya pada dunia tinju bermula ketika masih muda dan masih bermain sepakbola.
Kendati demikian, Jordan kemudian menceritakan tentang kisah-kisahnya sebagai penggemar tinju.
Sebagai tambahan, pria berusia 52 tahun ini hidup di era yang sama dengan Mike Tyson.
Adapun pertunjukkan pertamanya untuk menyaksikan pertarungan tinju secara langsung adalah Mike Tyson vs Frank Bruno di Las Vegas pada 1989.
"Pada tahun 1989, saya pergi untuk menyaksikan pertarungan gelar kelas berat dunia pertama saya, yaitu Frank Bruno vs Mike Tyson di Las Vegas - Frank Bruno kalah pada ronde kelima," ucap Jordan dilansir BolaSport.com dari Talksport.
Baca Juga: Dari 3 Pilihan, Praveen Pilih Melati Usai Debby Susanto Pensiun
Jordan mempunyai pendapat tentang dunia tinju sebelum Tyson muncul.
Menurutnya, dunia tinju sebelum era Tyson mengalami stagnasi.
"Sebelum era Tyson, divisi itu mengalami stagnasi sedikit. Itu mungkin tidak adil bagi Larry Holmes, Easton Assassin, yang telah mendominasi selama lima atau enam tahun," tutur Jordan.
"Holmes adalah juara kelas berat yang hebat, tetapi sebelumnya ada Muhammad Ali, Joe Frazier, George Foreman, dan Earnie Shavers."
"Mereka semua benar-benar menarik, petinju flamboyan yang telah membawa divisi kelas berat ke posisi tertinggi dalam tinju."
"Tiba-tiba muncul fenomena baru yaitu Mike Tyson yang berada dibawah bimbingan Cus D'Amato," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Piala Thomas dan Uber 2020 Kembali Ditunda
Pria kelahiran London ini menambahkan tentang cerita awal kemunculan Tyson sebagai petinju hebat.
"Tyson adalah kemunduran mutlak terhadap persepsi bagaimana seorang petinju harus memakai sepatu bot hitamnya," kata Jordan.
"Perkenalannya sangat sederhana, tanpa handuk saat dia masuk ring. Dia mempunyai keganasan luar biasa yang dia lepaskan kepada lawan-lawannya."
"Saya tidak habis pikir melihat seseorang memukul seperti yang dilakukannya kala memukul Michael Spinks (pada 1988) dalam sebuah pertarungan yang diadakan oleh Donald Trump," katanya menambahkan.
Baca Juga: Alasan Deontay Wilder Ajukan Duel Ketiga Melawan Tyson Fury
Sampai saat ini, Tyson masih menjadi petinju termuda yang meraih gelar juara dunia kelas berat.
"Dia menjadi petinju kelas berat termuda yang meraih gelar dengan mengalahkan Trevor Berbick (pada tahun 1986)," ujar Jordan.
"Saya tidak berpikir ada yang seperti itu. Saya tahu Ali mengubah (pandangan olahraga tinju) dan tidak ada olahragawan lain yang seperti dia, tetapi Tyson adalah pembawa wajah baru dalam tinju kelas berat."
"Sedangkan Deontay Wilder, kita memang melihatnya memiliki kekuatan serupa dalam kekuatan meninju di divisi itu, tetapi dia bukan Mike Tyson," ujarnya menjelaskan.
Baca Juga: Inilah Jawaban Praveen/Melati soal Momen Mesra Mereka di Lapangan