Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jilbab bukan menjadi penghalang muslimah untuk beraktivitas, apalagi menjadi seorang atlet yang membutuhkan banyak aktivitas fisik.
Indonesia memiliki banyak atlet berhijab yang telah mengharumkan Tanah Air melalui prestasinya.
Berikut lima atlet berhijab Indonesia yang berprestasi menurut BolaSport.com
Defia Rosmaniar atlet sukses mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia dari cabang olahraga taekwondo.
Defia mengaku sangat bangga seusai merebut keping medali emas yang disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Kebanggaannya tersebut telah menutup kegugupan Defia menjelang pertandingan semifinal dan final nomor poomsae.
Pada pertandingan semifinal, perempuan kelahiran Bogor, 25 Mei 1995 itu sebenarnya tidak yakin bisa mengalahkan Yun Ji-hye (Korea Selatan) yang dianggap sebagai lawan terkuatnya.
Baca Juga: Dari 3 Pilihan, Praveen Pilih Melati Usai Debby Susanto Pensiun
Setelah memenangi laga semifinal, Defia pun termotivasi pada partai puncak, sampai akhirnya mahasiswa pendidikan olahraga Universitas Negeri Jakarta itu mampu merebut kemenangan di partai final usai mengalahkan Salhshouri Marja (Iran).
Aries Susanti Rahayu mulai mencuri perhatian pada Mei 2018. Saat itu, dia mengalahkan Elena Tinofeeva (Rusia) pada kejuaraan dunia panjat tebing dunia IFSC World Cup 2018 nomor speed di Chongqing, China, dengan catatan waktu 7,51 detik.
Aries meneruskan prestasi cemerlangnya dengan memastikan medali emas Asian Games 2018.
Medali emas didapat setelah menang atas rekan senegara, Puji Lestari, pada partai final yang berlangsung di Wall Climbing Arena, Jakabaring Sport City, Palembang.
Aries membukukan catatan waktu 7,612 detik, unggul dari Pudji yang menorehkan 7,980 detik. Sementara medali perunggu menjadi milik Cuilian (China)
Perempuan kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 21 Maret 1995 itu selanjutnya kembali menjadi perbincangan ketika berhasil menjadi juara dalam nomor speed climbing putri dalam kejuaraan dunia panjat tebing.
Baca Juga: Ultah Ke-51, Selain Kevin Sanjaya, Ini Pebulu Tangkis PB Djarum yang Harumkan Indonesia
Dalam salah satu seri IFSC Climbing World Cup 2019 di Xianmen, China, 19 Oktober 2019. Aries mengalahkan atlet andalan tuan rumah, Yi Ling Song, pada babak final.
Tak hanya sekadar menjadi juara, Aries membuat prestasinya di Negeri Tirai Bambu itu semakin mengilap dengan torehan rekor dunia.
Ketika tampil pada babak final, Aries berhasil mencetak rekor dunia nomor speed putri setelah memanjat dinding setinggi 15 meter dalam waktu 6,995 detik.
Torehan waktu Aries tersebut melampaui rekor dunia sebelumnya yang dipegang sang lawan, Yi Ling Song yakni 7,101 detik.
Prestasi Aries tersebut mengundang decak kagum. Selain dari masyarakat Indonesia, beberapa media asing juga menyoroti pencapaian atlet asal Grobogan tersebut.
The Guardian, Daily Mail, dan GiveMeSport menyematkan julukan Spiderwoman kepada Aries dengan sebutan Spiderwomen.
Pemanah putri Indonesia, Diananda Choirunisa, bersinar setelah menjadi pemenang pada nomor recurve perorangan putri SEA Games 2017 di Malaysia.
Pada laga penentuan, Diananda mengalahkan pemanah asal Filipina, Nicole Marie Tagel, dengan skor 141-135 (6-4).
Diananda total meraih dua medali emas (individual dan mixed team recurve) dan 1 medali perak (women's team recurve) pada SEA Games 2017.
Atlet berusia 23 tahun ini selanjutnya menyumbang medali perak Asian Games 2018 dari nomor recurve tunggal putri pada final yang berlangsung di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Jakarta.
Dalam laga final melawan pemanah asal China, Xinyan Zhang, Diananda kalah 3-7. Di set pertama pertandingan kedua pemanah berjalan ketat. Diananda hanya kalah 28-30 di set pertama.
Diananda juga akan mengisi nomor recurve individu pada Olimpiade Tokyo 2020.
Diananda dipastikan akan menuju Tokyo setelah mendapatkan medali perak pada Asian Games 2018.
Diananda selanjutnya masih akan berjuang merebut tiket Olimpiade Tokyo 2020 dari nomor beregu dengan Titik Kusumawardani dan Linda Lestari.
Pecatur putri Indonesia, Medina Warda Aulia, menjadi salah satu penyumbang keping medali emas bagi kontingen Merah Putih pada SEA Games 2019 yang berlangsung di Filipina.
Dia meraih medali emas dari nomor catur kilat putri setelah mengalahkan WFM Sarocha Chuemsakul (Thailand).
Prestasi Medina tidak hanya dari SEA Games. Perempuan kelahiran 7 Juli 1997 ini sejak kecil telah menorehkan sederet prestasi.
Pada usia 10 tahun, ia membuat para pengamat catur dunia terkagum-kagum saat ia menjadi juara pelajar dunia di Singapura pada 2008.
Dia mulai mengikuti kompetisi tingkat internasional sejak 2007. Pada 2008, Medina menjadi juara tingkat pelajar (World School Chess Championship) di Tessaloniki, Yunani.
Baca Juga: Mengapa Rossi Tidak Jadi Peserta Balapan MotoGP Virtual Ke-3?
Titel tertinggi untuk pecatur wanita ini diraih Medina saat ia berusia 16 tahun 2 bulan, memecahkan rekor WGM termuda yang sebelumnya digenggam Irene Kharisma Sukandar (16 tahun 7 bulan).
Kepastian titel WGM ini diraih Medina saat ia mendapat Norma WGM ketiga pada Kejuaraan Dunia Catur Junior 2013 yang berlangsung di Kocaeli, Turki.
Titel tertinggi untuk pecatur wanita sudah diraihnya. Kimi Medina kini mencari tantangan baru dengan berpetualang untuk meraih titel di kategori umum tanpa memandang kelas putra maupun putri.
Konsekuensinya ia harus sering bertarung dengan lawan pria.
5. Pipit Kamelia
Pipit Kamelia merupakan atlet pencak silat putri. Pada penampilan perdananya pada Asian Games. Pipiet berhasil menyabet medali emas mengalahkan wakil Vietnam, Thi Cham Nhi Nguyen. dengan skor 5-0.
Perempuan kelahiran 6 Januari 1995 ini sebelumnya sudah banyak memenangkan gelar tingkat nasional maupun dunia.
Ia pernah meraih mendali emas dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.
Pada 2017, ia juga kembali meraih medali emas dari Belgia Open dan medali perak pada SEA Games Malaysia yang digelar di Kuala Lumpur.