Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM- Pelatih asal Brasil Jaino Matos menyatakan kebiasaan pemain Indonesia terlalu banyak bercanda saat berlatih menjadi penghambat mereka berkembang.
Nama Jaino Matos memang tidak setenar pelatih dari Brasil lainya seperti Stefano Cuggura atau Sergio Farias.
Selama berkarier di Indonesia dirinya memang lebih banyak berada di balik layar sebagai direktur pengembangan usia muda.
Dirinya pernah menangani pengembangan usia dini di timnas Indonesia, Persib Bandung, Borneo FC, hingga Perseru Badak Lampung FC.
Lama berkecimpung di pengembangan sepak bola usia dini membuat Jaino Matos paham betul mengenai seluk beluk pemain muda Indonesia.
Baca Juga: Pemain Persib Bicara Kisah Mistis Saat Raih Juara Liga Indonesia 1994
Ia menyimpulkan kendala utama sepak bola Indonesia terus tertingal dari negara-negara lain salah satunya adalah bercanda.
Bercanda yang dimaksud disini adalah bercanda melampaui batas sehingga mengganggu konsentrasi hingga berpengaruh pada mental pemain.
"Budaya banyak bercanda dan banyak iseng, baik di timnas maupun di mana saja. Mungkin itu menjadi budaya, tetapi harus kita hapus," kata Jaino Matos dikutip dari Kompas.
Pernyataan Jaino Matos ini bukan cuma asumsinya belaka, dalam risetnya ia pernah meneliti satu tim yang berisi 25 orang pemain dan hasilnya hanya 5 pemain yang memiliki kesunggguhan berlatih maksimal.
"Ada satu tim tahun lalu baru kalah 4-1 di tandang, keesokan harinya semua terlihat tertawa, semua iseng, semua ambil-ambil foto saat akan berangkat ke Bali," ungkapnya.
"Rasa tanggung jawab di hati perlu ditinggkatkan. Rasanya tidak ada perbedaan ketika kalah maupun menang di hati mereka," katanya.
Pelatih 40 tahun tersebut tidak menyangkal potensi sepak bola Indonesia sangat besar.
Oleh karena itu ia berharap masalah ini menjadi perhatian lebih agar talenta muda Indonesia tidak layu sebelum berkembang.
"Kita tidak akan pernah lelah untuk mengakui bahwa potensi sepak bola Indonesia sangatlah besar. Namun, ada midset yang harus direset, terutama sikap, keseriusan, kesungguhan, hal-hal seperti itu harus diubah," katanya.
Baca Juga: Liga 1 di Ambang Ketidakpastian, Rahmad Darmawan Ikuti Kebijakan Pemerintah