Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Richard Mainaky Ingat Tantangan Satukan Tontowi/Liliyana Jelang Olimpiade

By Lariza Oky Adisty - Selasa, 19 Mei 2020 | 12:50 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berangkulan seusai memastikan keme (BADMINTON INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky, menyebut persiapan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menuju Olimpiade Rio 2016 menjadi salah satu kenangan paling berkesan.

Tontowi Ahmad mengumumkan keputusannya untuk pensiun pada Senin (18/5/2020).

Ia menyusul jejak partner tandingnya, Liliyana Natsir, yang lebih dulu gantung raket pada 2019.

Richard Mainaky punya banyak kenangan dengan duo yang kerap dipanggil dengan sebutan Owi/Butet tersebut selama melatih mereka.

Baca Juga: Tontowi Ahmad Jagokan Praveen/Melati Jadi Ganda Campuran Nomor Satu

Salah satu yang paling berkesan adalah jelang keberangkatan Tontowi/Liliyana ke Olimpiade Rio 2016.

Dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia, Richard mengingat persiapan mereka jelang kejuaraan empat tahunan tersebut yang jauh dari kata mulus.

Apalagi, tekanan saat berlaga di Olimpiade lebih besar.

"Jangankan pemain, saya sebagai pelatih pun merasakan tekanan dan sempat emosional pada suatu turnamen. Jadi, saat itu baik Tontowi dan Liliyana sama-sama sensitif," kata Richard.

Perasaan sensitif tersebut yang membuat Tontowi dan Liliyana sempat adu urat.

"Yang satu teledor, lalu ditegur oleh partnernya dan merasa tidak terima. Dia merasa tanpa kehadirannya pun mereka tidak bisa juara," tutur Richard.

Baca Juga: Tontowi Ahmad Sempat Kaget dengan Status sebagai Pemain Magang

"Hal-hal seperti ini sebenarnya akarnya pada masalah komunikasi karena toh mereka punya tujuan yang sama," ucapnya.

Agar persoalan tidak berlarut-larut, Richard Mainaky dan asisten pelatih, Nova Widianto, meminta Kabid Binpres PBSI saat itu, Rexy Mainaky, mendatangkan psikolog.

"Saya dan Nova sudah berbicara dengan mereka, tetapi hasilnya tidak terlalu bagus. Jadi saya mengajukan ke Rexy untuk mendatangkan psikologi yang menengahi mereka," ujar dia.

"Akhirnya, psikolog PBSI, Rachman Widohardhono, ditugaskan menangani mereka. Dari situ mulai digali dan Tontowi bersama Liliyana berbicara banyak, mulai ada pengertian, dan komitmen," kata Richard lagi.

Hasil konseling dengan psikolog tersebut diperkuat dengan pemusatan latihan Tontowi/Liliyana di Kudus, Jawa Tengah.

Richard meminta bantuan eks pemain legendaris Indonesia, Christian Hadinata, unuk memberikan nasihat bagi keduanya.

"Ada perkataan Koh Chris (sapaan akrab untuk Christian Hadinata) yang berdampak besar, terutama untuk Tontowi. Beliau bilang Tontowi/Liliyana itu belahan jiwa. Semua yang mereka lakukan akan berpengaruh untuk berdua," tuturnya.

Baca Juga: Richard Mainaky Ungkap 2 Faktor yang Mendorong Tontowi Ahmad Pensiun

Beruntung bagi Tontowi/Liliyana, persiapan yang mereka lakukan berdampak positif.

Mereka tampil sangat baik pada Olimpiade Rio 2016 hingga menembus babak final.

Tontowi/Liliyana bahkan menang atas musuh bebuyutan mereka, Zhang Nan/Zhao Yunlei (China), pada babak semifinal.

"Saya lihat setelah itu Tontowi jadi berbeda. Mereka seperti tak ada celah pada Olimpiade dan menyelesaikan semua pertandingan dengan baik," tutur Richard.

"Mereka merepotkan Zhang/Zhao pada babak semifinal. Zhang/Zhao sempat kelihatan tidak harmonis di lapangan, tetapi Tontowi/Liliyana yang sempat bertengkar justru akur."

Tontowi/Liliyana akhirnya melaju ke final Olimpiade Rio 2016 dan bersua Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia).

Laga berakhir manis dengan kemenangan dua gim bagi Tontowi/Liliyana.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P