Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Di Usia Muda, Kiper Persija Pernah Cetak Gol Mirip Kiper Pencetak 131 Gol Asal Brasil

By Hugo Hardianto Wijaya - Rabu, 20 Mei 2020 | 21:00 WIB
Kiper Persija Jakarta U-16, Cahya Supriadi. (Persija.id)

BOLASPORT.COM - Kiper Persija Jakarta U-16, Cahya Supriadi, mengenang momen ketika dirinya bermain jadi striker dan mencetak gol.

Urusan mencetak gol tentu bukan hal yang mengherankan bagi seorang penyerang.

Namun, hal itu tentu berbeda jika dilakukan oleh seorang kiper.

Sejarah mencatat, tidak banyak kiper di dunia yang bisa mencetak gol dalam satu pertandingan.

Baca Juga: Kembali Gelar Latihan, Ini 10 Panduan Protokol yang Harus Diikuti Pemain Liga Spanyol

Salah satu kiper yang terkenal mencetak banyak gol adalah Rogerio Ceni, kiper asal Brasil yang mencetak 131 gol sepanjang kariernya.

Hebatnya, 61 gol itu berasal dari tendangan bebas.

Kehebatan Rogerio Ceni dalam mengeksekusi tendangan bebas ternyata juga pernah dilakukan oleh kiper muda Persija Jakarta, Cahya Supriadi.

Pemain yang bermain untuk Persija U-16 itu mencetak gol spektakuler ketika menghadapi Tira Persikabo di semifinal Liga 1 U-16 Elite Pro Academy 2019.

Baca Juga: Tontowi Ahmad Berharap Para Junior di Pelatnas Lanjutkan Prestasinya

Gestur Rogerio Ceni saat melakoni laga uji coba antara Club World Cup football 1992-1993 dan Club Wo

Saat itu, Cahya bermain sebagai kiper disepanjang babak pertama.

Akan tetapi, memasuki penghujung babak kedua, sang pelatih yang punya strategi unik mengubah fungsinya menjadi pemain depan.

Strategi aneh itu ternyata berbuah manis.

Persija mendapat kesempatan emas lewat tendangan bebas yang mampu diselesaikan dengan baik oleh Cahya Supriadi.

Baca Juga: Karena Satu Hal, Pelatih Legendaris Italia Kritik Kebijakan AC Milan

Satu golnya membuat Macan Kemayoran muda berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.

Sayangnya, Persija hanya mampu mencetak tiga gol berbanding empat gol dari Tira Persikabo dalam adu penalti itu.

Alhasil, Persija Jakarta kalah dengan skor 3-4 dan gagal melaju ke final.

“Mungkin saat itu saya tidak menyangka bisa menyumbangkan gol. Saat itu memang ada strategi pelatih jika kami kalah sebelum pertandingan berakhir, saya akan diubah fungsinya sebagai penyerang," ucap Cahya dilansir Bolasport.com dari laman resmi klub.

Baca Juga: Gede Widiade Gandeng Pemprov DKI Jakarta Bagikan Sembako ke Korwil The Jak Mania

"Saya juga saat itu menggunakan kaos kaki double, sementara jersey pemain (merah) dengan nama saya juga memang sudah disiapkan oleh kitman di bench pemain,” ujar Cahya.

Meski kalah, Cahya menilai bahwa pengalaman itu tak akan terlupakan sepanjang hidupnya.

Pasalnya, itu menjadi momen pertama baginya yang seorang kiper bisa mencetak gol untuk klub kebanggaannya.

Baca Juga: Punya Reputasi Mentereng, Keinginan Mike Tyson Comeback Dipertanyakan

“Saya akhirnya berganti posisi dan Alhamdulilah bisa mencetak gol sehingga membuat pertandingan dilanjutkan ke babak penalti," tutur Cahya.

"Sayangnya kami kalah tapi sekali lagi momen itu tidak pernah saya lupakan karena saya bisa menyumbang satu gol untuk tim kebanggaan saya Persija,” tambahnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

"Secara teori mereka adalah tim yang sangat kuat. Kamu juga ingat kita lawan Malaysia kurang beruntung di semifinal. Padahal kita sudah bermain bagus. Kurang gol saja," ujar Luis Milla. Luis Milla pun menilai bahwa di ajang SEA Games 2017, timnya sudah bermain baik. "Kita sudah membuktikan kalau kita bisa main seimbang lawan Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Objektifnya waktu itu tercapai. Walau akhirnya gagal di semifinal. Kita akhirnya melawan Myanmar dan bermain sangat bagus. Menurut saya kita saat itu datang dengan segala kekurangan. Namun kembali dengan kelebihan (pengalaman)," ujar Luis Milla. Selain ketiga negara itu, Luis Milla menyebut Uni Emirat Arab (UEA). Timnas U-23 Indonesia bertemu UEA di Asian Games 2018. "Harus dibuang perasaan bahwa ada negara yang lebih hebat dari kamu. Dengan mental yang baik. Indonesia bisa mengimbangi permain UEA. Kita bisa juga bertarung dengan mereka," ujarnya. Saat itu timnas U-23 Indonesia kalah dari UEA melalui adu panalti. "Hal lain itu soal menang. Karena tidak semua orang bisa selalu menang. Susah ya. Saya merasa tim kita waktu itu mampu berkompetisi dengan tim di atas kertas lebih besar di Asia," ujarnya. #milla #timnasday #timnasindonesia #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P