Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tak bisa pulang ke kampung halamannya, Mali, gelandang Persebaya Surabaya, Makan Konate, merindukan masakan lebaran yang biasanya dia santap bersama keluarga.
Makan Konate menjadi satu-satunya pemain asing Persebaya Surabaya yang tidak dapat pulang ke kampung halamannya.
Jika tiga pemain asing Persebaya Surabaya lainnya pulang ke negaranya masing-masing, tidak demikian dengan Makan Konate.
Tiga pemain asing tim berjulukan Bajul Ijo yang kembali ke negaranya adalah David Aparecido da Silva (Brasil), Mahmoud Eid (Swedia), dan Aryn Gllen Williams (Australia).
Baca Juga: Lewat Pesan Teks dan Nomor 9, Jose Mourinho Yakinkan Samuel Eto'o Gabung Inter Milan
Namun, Makan Konate tidak bisa pulang karena Pemerintah Mali menetapkan kebijakan lockdown atau pembatasan wilayah pada akhir Maret 2020.
Pembatasan wilayah dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) di bandara udara sehingga Makan Konae tidak bisa pulang.
Dengan adanya hal itu, pemain berusia 28 tahun tersebut menjalankan ibadah Ramadan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.
Meski merayakan lebaran di Indonesia, Makan Konate pun tidak bisa keluar dari apartemen karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pemain asal Mali itu pu menghabiskan waktu di apartemen tempat tinggal pemain Persebaya dan hanya melakukan video call bersama keluarga.
“Persiapan lebaran, saya tinggal di apartemen saja, telepon sama keluarga dan video call sama istri,” kata Makan Konate sebagaimana dilansir BolaSport.com dari laman resmi Persebaya.
Tak hanya itu, Makan Konate pun menceritakan bahwa di Mali dan Indonesia memiliki tradisi yang berbeda.
Kalau di Mali, menurutnya yang lebih dirayakan dengan meriah itu tepat saat Idul Adha, sedangkan untuk Idul Fitri hanya sebagai momen kumpul bersama keluarga.
Perayaan Idul Fitri itu lebih bersifat internal, tetapi saat Idul Adha baru dilakukan bersama dengan orang lain.
Baca Juga: Marc Marquez Tak Perlu Pindah Tim untuk Jadi Pembalap Terbaik
“Lebaran di Mali beda dari di Indonesia karena di Mali Idul Adha itu lebih dirayakan. Kalau Idul Fitri habis dari salat, semua keluarga kumpul di rumah salaman keluarga dekat, makan-makan bersama juga,” ucapnya.
Selama Ramadan di Indonesia ini, Konate biasanya memasak untuk hidangan sahur dan buka puasa sendiri.
Tetapi saat lebaran ini, ia tak bisa memasak makanan khas Idul Fitri asal Mali.
Konate mengaku ia tidak bisa membuatnya karena biasanya makanan khas lebaran asal Mali itu keluarganya yang memasak.
“Makan lebaran saya biasanya nasi dengan sup ayam, tetapi di sini saya tidak bisa membuatnya,” ujar Konate.
Tak lupa di bulan penuh berkah ini, pemain bernomor punggung 10 itu berharap wabah virus corona dapat segera berakhir.
Ia pun berharap semua dapat kembali seperti sedia kala nantinya.
“Tradisi lebaran tidak bisa dilakukan karena wabah virus corona. Disyukuri saja dan bikin seperti yang tahun lalu saja, semoga wabah ini segera pergi,” tutur Makan Konate.