Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Eks pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, menilai pemain Indonesia terlalu merasa nyaman di dalam negeri sehingga sulit berkembang.
Simon McMenemy sempat mengenal sepak bola Indonesia selama tiga tahun.
Sejak diminta melatih Bhayangkara FC pada Liga 1 2017, Simon mencoba mendalami seluk beluk sepak bola nasional.
Setelah menyelami kedalaman sepak bola Tanah Air, pelatih asal Skotlandia itu menemukan salah satu penyebab pemain Indonesia sulit berkembang.
Baca Juga: Dokter Tim Persib Punya Kabar Baik dari Para Pemain Maung Bandung
Salah satu persoalan terbesar yang dimiliki pemain Indonesia adalah sudah merasa terlalu nyaman ketika bermain di dalam negeri.
Dukungan suporter yang begitu besar terkadang membuat pemain enggan mencoba peruntungan di luar negeri dan menjadi lebih berkembang.
"Saya rasa ada persoalan budaya di sepak bola Indonesia. Karena pemain bayarannya bagus, liga juga strukturnya bagus," ucap Simon dilansir Bolasport.com dari Youtube Bayu Eka Sari alias Bang Bes.
"Pertandingan juga menarik. Banyak penonton dan kamu bisa terlihat seperti pahlawan."
Baca Juga: Kiper Bhayangkara FC Tak Sabar Ingin Mendengar Keputusan Nasib Liga 1
"Tidak ada dorongan bagi pemain untuk bermain keluar dari zona nyaman mereka dan bermain di negara lain untuk mengembangkan diri," tambahnya.
Zona nyaman yang tercipta ketika bermain di rumah sendiri membuat satu masalah yang kerap tidak disadari oleh para pemain Indonesia.
Mereka menjadi lebih jago kandang ketimbang harus menjalani laga tandang.
Hal itu terbukti dari penampilan timnas Indonesia yang jauh lebih buruk ketika bermain di negara lain.
Baca Juga: Tantangan Berat Para Pemain dari Mundurnya Kejuaraan Dunia Junior 2020
"Semua ada untuk mereka di rumah. Inilah alasan mengapa timnas Indonesia tidak bermain bagus ketika tidak bermain di kandang," ujar Simon.
"Semua tim yang main di kandang selalu diharapkan bisa menang, tak peduli mereka di papan atas atau di papan bawah. Itulah sepak bola Indonesia," katanya lagi.
Mantan pelatih timnas Filipina itu kemudian menyarankan supaya Indonesia lebih banyak mengirimkan pemain muda ke luar negeri, seperti yang dilakukan lewat program Garuda Select.
Program pembinaan usia muda yang dilakukan di luar negeri tentu dapat membantu Indonesia menemukan talenta-talenta sepak bola yang berguna di masa depan.
Baca Juga: Striker Persib Wander Luiz Rindukan Merumput dan Hibur Bobotoh
Harapannya, mereka terbiasa dengan pengalaman yang berbeda dan tidak terlena dengan zona nyaman yang ada di Tanah Air.
"Saya rasa jika pemain muda mendorong diri mereka untuk bermain ke luar negeri seperti proyek Garuda Select, di waktu bersamaan itu tidak akan mempengaruhi tim senior karena mereka masih U-16," tutur Simon.
"Semakin banyak pemain didorong bermain keluar dan mendapatkan pengalaman di liga yang lain, lalu kembali ke tim senior, maka mereka akan bisa melawan tim selevel negara Timur Tengah."
"Yanto (Basna) adalah salah satu yang melakukan hal itu. Evan (Dimas) juga punya pengalaman dan mereka jadi lebih baik," tandasnya.