Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, mengusulkan agar klub-klub yang berasal dari luar Pulau Jawa bisa bermarkas di Jawa apabila Liga 1 dilanjutkan.
Arema FC memberi masukan kepada PSSI agar pertandingan dipusatkan di Jawa dan Bali demi keamanan bersama di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Masukan dari Arema FC itu memang tak lepas dari usulan tim berjulukan Singo Edan yang ingin kompetisi Liga 1 tetap dilanjutkan.
Tentu saja dengan pertandingan dipusatkan di dua wilayah Bali dan Jawa itu, Arema FC memiliki alasan tersendiri.
Baca Juga: Bek Bali United Ingin Sang Putri Kelak Jadi Atlet Sepak Bola Atau Cabor Ini
Ruddy Widodo menyampaikan alasan kenapa manajemen ingin Liga 1 bisa dipusatkan di dua wilayah itu karena sebagian klub memang berkandang di Jawa.
Lima klub lainnya berasal dari luar Pulau Jawa dan Bali, yakni Barito Putera, Persipura Jayapura, Persiraja Banda Aceh, PSM Makassar, dan Borneo FC.
Tidak ingin membagi per wilayah seperti era Perserikatan, tetapi untuk kelanjutan Liga 1 ini, Arema berharap bisa berfokus di dua wilayah tersebut.
Tentu saja klub-klub yang berada di luar wilayah Pulau Jawa dan Bali harus bermarkas di dua wilayah ini nantinya.
“kalau untuk per wilayah sepertinya Arema tidak usul itu. Tapi kalau memungkinkan teman-teman yang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua bisa berhome base di Jawa itu lebih bagus,” kata Ruddy Widodo kepada BolaSport.com.
Sementara untuk Madura United juga masih bisa menggunakan Stadion Gelora bangkalan dan Gelora Ratu Pamelingan sebagai kandang meski tak berada di Pulau Jawa.
Tentu saja hal itu bukan tanpa dasar yang kuat, menurut Ruddy, kalau hal itu diterapkan, klub juga bisa lebih berhemat dan latihan pun bisa di tempat mereka tinggal.
Dengan bermarkas di Jawa atau Bali klub nantinya bisa meminimalisir pertemuan dengan publik seperti saat di bandara.
Berpusat di dua wilayah tersebut membuat akomodasi yang digunakan pun lebih pada bus, jadi tidak akan berhadapan dengan publik luas.
Baca Juga:
Dalam setiap perjalanan tim tetap menggunkan bus untuk laga tandang ke klub lawan.
“Bisa meminimalisir bertemu di public area (yakni, bandara), jadi bisa by bus karena tol (Tax On Location) Trans Jawa Bali ada, dan bus-bus di Jawa sekarang juga bagus-bagus,” ucapnya.
“Selain itu, memakai bus juga bisa lebih aman, karena dapat rutin disemprot disinfektan,” ujar Ruddy.
"Tapi kalau kita pikir dengan New Normal itu benar-benar diterapkan, pasti bandara pun juga akan steril," katanya.
Namun, meski begitu Ruddy pun menyadari hal itu tak akan mudah diwujudkan oleh klub.
Sehingga Ruddy mengatakan bahwa usulan itu tentu dengan memiliki catatan khusus agar bisa diwujudkan.
Kelima tim yang berada di luar Pulai Jawa dan Bali itu tentu bisa mendapatkan subsidi yang lebih besar, karena mereka tidak bermain di kandang masing-masing.
“Tentu saja dengan catatan mereka harus diberikan dana komersial lebih, kalau tidak ada itu kan pasti berat untuk tim,” tutur Ruddy Widodo.
Sementara itu hingga saat ini PSSI yang merencanakan rapat bersama Komite Eksekutif (Exco) belum juga menjadwalkan kapan akan berlangsung.
Dalam rapat tersebut akan menghasilkan keputusan pasti kelanjutan kompetisi Liga 1 2020, apakah berhenti permanen atau bakal dilanjutkan.