Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Mercedes asal Inggris, Lewis Hamilton, memberi kritikan kepada Formula 1 (F1) yang tidak mengambil sikap atas kematian George Floyd.
Sebelum mengalami kesuksesan sebagai pembalap Formula 1, Lewis Hamilton pernah mendapat perlakuan rasisme pada awal kariernya.
Meski begitu, Lewis Hamilton tekun menjalani kariernya hingga menjadi pembalap kulit hitam pertama yang menjadi juara dunia Formula 1.
Baca Juga: Comeback GP F1 Belanda Resmi Dimundurkan ke Tahun 2021
Pria berusia 35 tahun itu mempertanyakan sikap Formula 1 yang hingga kini masih bungkam terkait meninggalnya George Floyd.
Padahal, cabang olahraga lain telah menunjukkan solidaritas untuk Floyd, mulai dari sepak bola, NBA, hingga UFC.
"Saya melihat mereka (F1) hanya diam soal kasus ini. Beberapa dari mereka adalah bintang besar, tetapi diam di tengah ketidakadilan," kata Hamilton dilansir BolaSport.com dari Instagram.
Pria berusia 35 tahun itu juga menyayangkan sikap acuh di F1 yang didominasi oleh orang-orang berkulit putih.
"Tidak ada tanda-tanda (solidaritas) dari industri yang saya jalani, di mana orang berkulit putih mendominasi olahraga ini," ujar Hamilton.
"Saya adalah satu-satunya orang (kulit hitam) yang berdiri sendiri di sini," ujar pria asal Inggris ini.
Hamilton berharap kerusuhan yang meletus di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat segera berakhir.
"Saya tidak membela mereka yang melakukan aksi penjarahan dan pembakaran gedung-gedung di sana. Saya berharap mereka bisa melakukan protes secara damai," tutur Hamilton.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Balapan MotoGP Virtual 2020 hingga Seri Kelima
"Tidak akan ada kedamaian sampai pemimpin-pemimpin kita bergerak melakukan perubahan," tegas pemilik enam gelar juara dunia F1 tersebut.
Terkait ucapan Hamilton, beberapa pebalap F1 seperti Lando Norris dan Nicholas Luthi telah menunjukkan solidaritas untuk George Floyd melalui akun media sosial mereka.
Luthi yang musim ini membela tim Williams melalui akun Twitter pribadinya menulis, "Ini harus dihentikan. #JusticeForGeorgeFloyd."
George Floyd adalah pria berkulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap,diborgol, dan tidak membawa senjata saat sedang diamankan.
Lelaki setinggi 2 meter itu ditangkap dengan tuduhan memakai uang palsu untuk bertransaksi di toko kelontong pada 25 Mei untuk membeli rokok.
Setelah lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin dan kejadiannya direkam di video, Floyd pergi untuk selamanya.
Insiden pembunuhan ini lalu memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dengan mengangkat isu rasialisme.
Baca Juga: Sukses di UFC dan Pernah Coba Tinju, Conor McGregor Ditantang Coba WWE