Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Rionny Mainaky, mengatakan saat ini Gregoria Mariska Tunjung dkk. memanfaatkan waktu dengan mempelajari permainan para pemain yang masuk 10 besar dunia.
Gregoria Mariska Tunjung dkk memang pada dasarnya sudah mampu menunjukkan taringnya selama berkarier di bulu tangkis dunia.
Di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung pernah meraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2017.
Sedangkan Fitriani meraih gelar di Thailand Master Super pada 2019 lalu, begitu pula Ruselli Hartawan yang meraih medali perak di SEA Games 2019.
Baca Juga: Thibaut Courtois Minta Publik Tak Perlu Khawatir soal Nasib Hazard
Namun, mesti telah mendapatkan beberapa gelar, tentu saja raihan tersebut dinilai masih kurang untuk level bulu tangkis dunia.
Yang mana diketahui untuk turnamen Super Series saja ada 26 turnamen dari level 100 hingga yang tertinggi 1000.
Para pemain tunggal putri Indonesia memiliki peluang untuk bisa meraih lebih banyak gelar.
Tetapi, hal itu tidak mudah untuk Gregoria Mariska dkk. karena mereka harus bisa bersaing dengan para pemain top dunia.
Gregoria Mariska dan teman-teman harus bisa bersaing dengan Tai Tzu Ying, Akane Yamaguchi, juga Ratchanok Intanon.
Hingga saat ini pemain tunggal putri Indonesia masih cukup mengalami kesulitan saat menghadapi dan bertemu para pemain peringkat 10 besar dunia.
Untuk itu, pada saat semua kompetisi dihentikan dan dibatalkan terkait adanya wabah virus corona (COVID-19) ini, Rionny Mainaky mengatakan bahwa sekarang Gregoria dkk sedang mempelajari pemain 10 besar dunia.
“Pasti pemain 10 besar ke atas yang dipelajari. Termasuk Ruselli juga, mereka sudah mulai bisa menunjukkan kualitas dirinya kalau melawan pemain di peringkat 10 ke atas,” kata Rionny Mainaky.
“Yang kami pelajari saat ini adalah pemain-pemain 10 ke atas itu seperti saat kami tertinggal atau saat sudah unggul, tetapi malah balik tertinggal lagi. Jadi mempelajari apa kesalahan kami, kenapa bisa begitu,” ucapnya.
“Jadi, dari situ yang mulai kami pelajari adalah para pemain peringkat 10 ke atas seperti (Ratchanok) Intanon, Akane (Yamaguchi),” ujar Rionny.
Namun, Rionny mengaku ada satu nama pemain 10 besar dunia yang belum diketahui bagaimana saat bermain melawan Gregoria dkk.
Dia adalah pemain asal Spanyol, Carolina Marin, yang saat ini menempati peringkat enam dunia dan menjadi salah satu pemain yang tetap konsisten hingga saat ini.
Baca Juga: Ratusan Jersey Ludes dalam Hitungan Jam, Bukti Pandemi Covid-19 Tak Hentikan Militansi Bonek
Rionny mengakui bahwa Marin memiliki gaya permainan yang berbeda dari para pemain Asia.
Menurutnya, jika pemain Asia selalu menerapkan permainan bertahan, Marin memiliki tipe permainan yang sama dengan Pusarla V. Sindhu, yang mana sama-sama menyerang.
Untuk Gregoria Mariska, dia dinilai tidak memiliki masalah dan mampu mengatasi permainan bertahan.
Tetapi, jika bertemu dengan pemain yang menyerang, Gregoria masih mengalami kesulitan.
Karenanya, Rionny ingin agar para pemain juga mempelajari gaya permainan dari Marin secara lebih dalam.
“Carolina seperti Sindhu saat bermain. Mereka mainnya menyerang.”
“Jadi, pemain harus tahu saat berada di lapangan mesti seperti apa. Untuk pemain tipe bertahan sudah bisa dibaca oleh Gregoria, tetapi kalau seperti Carolina, belum tahu bagaimana,” tutur Rionny Mainaky.