Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sebuah hal yang cukup merugikan terjadi di Meksiko di mana salah satu remaja di sana yang bernama Alexander Martinez harus tewas karena salah sangka.
Ya, Alexander terbunuh karena dia menjadi korban salah tangkap karena identitasnya yang keliru dan hal tersebut dibahas di beberapa media ternama salah satunya adalah Reuters.
Untuk mempersembahkan persembahan terakhir, rekan-rekan Alexander membawa peti ke tempat di mana dia sering bermain bola.
Baca Juga: Khabib Sudah Tua, Siap-siap Penerus Singgasana Nurmagomedov Debut UFC Bulan Juli!
Teman-temannya berinisiatif untuk membiarkan Alexander mencetak satu gol terakhirnya sebelum dia dimakamkan.
Tercatat bahwa pemakaman Alexander dihadiri lebih dari 300 orang dan diadakan di Vicente Camalote beberapa hari lalu.
Usai mencetak gol terakhirnya, para teman-teman memeluk peti tersebut dan ini menjadi salah satu adegan emosional.
16 year old boy murdered in Mexico. His teammates took him to where they used to play football. And let him score, one last time. Never seen something like this. https://t.co/omrYbiwgOZ
— Alex Stone (@AlexStone7) June 12, 2020
Orang-orang dengan cepat merespons tindakan tersebut dengan mengatakan bahwa tindakan ini adalah tindakan mengharukan.
"Cara mereka mencoba, memeluknya, kalian bisa melihatnya pagi ini," tutur salah satu yang melihat video tersebut.
Selain itu komentar lain mengatakan bahwa dia berterima kasih telah menunjukan hal tersebut kepada dunia.
"Terima kasih telah menunjukkan ini kepada dunia. Ini terjadi di sebuah kota beberapa jam dari tempat saya tinggal. Sepak bola telah membuat mereka tetap di jalan dan menyatukan mereka. Saya yakin ini akan membuat ikatan mereka lebih kuat," tulisnya.
Baca Juga: Merasa Bagaikan Seorang Budak, Muhammad Ali Tanggalkan Nama Aslinya
Reuters sendiri melaporkan bahwa kematian Alexander memang membuat masyarakat menyalahkan polisi atas kejadian itu.
Gubernur Negara Bagian Oaxaca Alejandro Murat telah berjanji untuk menyelidiki pembunuhan itu melalui Twitternya.
"Di Oaxaca, hukum akan berlaku, tanpa ragu-ragu, bagi mereka yang bertanggung jawab atas kasus Alexander."