Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Persela Lamongan, Nil Maizar, berbagi kisahnya yang pernah menempa karier sebagai pesepak bola profesional di Eropa pada era 1990-an.
Bermain sebagai pesepak bola prosesional tentu saja memiliki impian tertinggi hingga bisa menjajal kompetisi di Eropa, begitu juga dengan pelatih Persela Lamongan itu.
Bisa menjajal kompetisi di benua Eropa tentu saja tak mudah bagi semua pemain, termasuk Nil Maizar.
Apalagi pada era 1990-an tentu saja itu sangat sulit diwujudkan bagi para pesepak bola profesional, khususnya di Indonesia.
Baca Juga: Masa TC Timnas U-19 Indonesia Diperpanjang, Ada Penambahan Pemain?
Namun, siapa yang menyangka bahwa Nil Maizar pernah menjadi bagian dari klub Liga 2 Ceko, SK Benesov, pada tahun 1990.
Nil Maizar saat itu turut bermain di Ceko selama lima bulan untuk belajar dan menambah pengalaman sepak bola sebagai pemain profesional.
Kala itu Nil Maizair memang tidak sendiri, ia bersama dengan tiga alumni tim nasional Garuda II yang turut mengadu nasib ke Eropa, yakni Heriansyah, Rochy Putiray, dan Agus Yuwono.
Nil Maizar menceritakan bagaimana pengalamannya selama di Eropa yang membuatnya semakin percaya diri di masa depan.
“Saat itu saya dengan yang lainnya lima bulan berada di Cekoslowakia,” kata Nil Maizar kepada BolaSport.com.
Saat datang ke Ceko, empat pemain timnas Garuda II berlatih di klub Sparta Praha dan Dukla Praha, tetapi saat bertanding Nil Maizar dan Agus Yuwono bermain untuk Benesov.
Sedangkan untuk dua pemain Garuda II Rochi Putiray dan Heriansyah bermain untuk klub Montaza di Liga 2 Cekoslowakia.
“Kami mengikuti kompetisi di Liga 2 Cekoslowakia saat itu, dan sama bermain untuk Benesov,” ucapnya.
Datang ke negara orang sebagai pemain muda, tentu saja membuat Nil Maizar dan yang lainya dipaksa untuk hidup mandiri.
Meski begitu, mantan pelatih Semen Padang itu mengaku bahnyak hal yang dapat dipelajari selama lima bulan lamanya di Eropa.
“Di usia muda kami tentu tidak mudah, dan kami sudah harus hidup mandiri di negara orang,” kata pelatih yang berusia 50 tahun saat ini.
“Yang saya dapatkan banyak setelah dari Eropa, cara berpikir kami menjadi lebih luas, kami jadi lebih tau arti pemain profesional seperti apa.”
“Rasa percaya diri akan masa depan sepak bola juga semakin ada, dan tentunya kami juga harus banyak belajar,” ujar Nil Maizar.
Baca Juga:
Setelah merasakan bermain di luar negeri tentu Nil Maizar lebih banyak mengerti tentang perbedaan sepak bola Indonesia dan Eropa.
Nil Maizar pun mengatakan keduanya berbeda.
Menurutnya semua para pemain profesional tentu memiliki kesempatan untuk bisa bermain di luar negeri.
Contohnya Egy Maulana (Lenchia Gdansk) dan Witan Sulaeman (FK Radnik Surdulica) yang saat ini sedang memperkuat tim benua Eropa.
Setelah beberapa pemain berkarier di Eropa tentunya para pemain muda lainnya juga memiliki kesempatan itu.
Baca Juga: Setiap Cetak Gol, Penyerang PSM Makassar Selalu Cium Cincin Nikah saat Selebrasi
Menurutnya, bisa berkarier di luar negeri adalah kesempatan bagus untuk para pemain muda.
Nil Maizar tak lupa berpesan dan memberi saran untuk para pemain muda yang ingin berkarier di luar negeri.
“Sangat perlu sekali (bermain di luar negeri), sehingga mereka memiliki wawasan dan cara berpikir yang bagus tentang kehidupan sepak bola nantinya,” ujarnya.
“Dan semua pemain sebenarnya bisa, hanya saja tinggal kemauan dan kerja kerasnya. Mereka mau atau tidak. Karena tidak ada yang tidak mungkin.”
Baca Juga: Prediksi Line-Up Juventus Vs Napoli - Sarri Ganti Dua Pemain
Untuk saran Nil Maizar mengungkapkan semua bisa melakukannya apabila pemain memiliki keinginan itu.
Pemain muda juga harus sudah menyiapkan mental sejak dini.
“Persiapan mental dan yakin bahwa kita bisa seperti mereka pasti bisa."
"Hanya tinggal waku saja. Yang terpenting persiapkan diri dengan kualitas semaksimal mungkin,” tutur Nil Maizar.