Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengaku sering menonton drama korea saat menghabiskan masa karantina COVID-19 di negara asalnya, Korea Selatan.
Saat ini sebuah "drama korea" yang melibatkan Shin Tae-yong sendiri justru sedang terjadi dalam hubungannya dengan PSSI.
Dalam wawancara dengan sebuah media Korea Selatan, Shin Tae-yong banyak mengkritik PSSI.
Menurut Shin, PSSI yang tadinya berkomitmen untuk merancang masa depan sepak bola Indonesia bersama-sama, saat ini hanya menginginkan prestasi yang tinggi untuk turnamen yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Shin diminta meloloskan timnas U-19 Indonesia ke 4 besar Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021 serta membawa timnas senior Indonesia menjadi juara di Piala AFF 2020 dan memperbaiki peringkat Indonesia di ranking FIFA yang saat ini berada di posisi ke-173.
Baca Juga: Shin Tae-yong: Baru 6 Bulan, Visi dan Misi PSSI Sudah Berubah!
Untuk Piala AFF 2020, Shin memang harus membawa timnas Indonesia menjadi juara.
Kualitas dan reputasi yang dimilikinya membuat dia wajar berada dalam tuntutan mengubah peruntungan Tim Merah Putih, yang selama ini hanya nyaris-nyaris juara menjadi juara betulan di turnamen level ASEAN.
Target tinggi di Piala AFC U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021 juga mungkin relatif masih bisa diterima.
Indonesia dalam beberapa tahun belakangan lebih sukses lewat timnas level junior.
Siapa tahu hal itu akan berulang di Piala Asia U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021.
Namun, untuk memperbaiki peringkat Indonesia di ranking FIFA, ini yang agak berat dan mungkin kurang realistis.
Satu-satunya cara mendapatkan hal itu adalah selalu menang dalam sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Dalam tiga pertandingan terakhir, Indonesia akan bertemu Thailand dan Vietnam di kandang lawan dan menghadapi Uni Emirat Arab di rumah sendiri.
Baca Juga: Shin Tae-yong Harus Ikuti Perintah PSSI, Bukan Sebaliknya
Menang terus dalam tiga partai itu? Silakan pencinta sepak bola di Tanah Air menilai sendiri.
Shin juga keberatan memenuhi instruksi PSSI untuk menggelar pemusatan latihan (TC) timnas Indonesia di Tanah Air.
Pelatih berusia 49 tahun ini justru ingin membawa timnas Indonesia melakukan TC di Korea Selatan.
Alasannya ancaman COVID-19 lebih rendah di sana plus kemungkinan mendapatkan lawan uji tanding berkualitas juga lebih terbuka.
Dalam hal ini, terutama terkait COVID-19, Shin rasanya memperlihatkan kekhawatiran yang sangat wajar.
Acuan Shin pastinya statistik resmi dari Gugus Tugas COVID-19 di Indonesia.
Grafik perkembangan COVID-19 di Indonesia memang belum ada landai-landainya.
Naik terus dengan beberapa hari terakhir ada penambahan 1.000-an kasus per hari.
Baca Juga: Shin Tae-yong: Tak Masuk Akal TC di Indonesia dengan Penambahan Kasus COVID-19 Masih 1000/Hari
Sebagai perbandingan, liga-liga di Eropa kini bisa berjalan lagi setelah angka COVID-19 di negara mereka turun secara signifikan.
Ketika angkanya masih tinggi atau bahkan baru turun secara minimalis, tidak ada pembicaraan soal rencana menggulirkan lagi aktvitas sepak bola.
Jika memakai acuan itu, argumen Shin dalam silang pendapat soal lokasi penyelenggaraan TC jadi bisa dimengerti.
Pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu juga menyebut heran mengapa Indra Sjafri, yang dianggapnya memperlihatkan sikap indisipliner selama bekerja bersamanya, malah ditunjuk PSSI menjadi direktur teknik.
Pernyataan Shin Tae-yong di media Korea itu direspons keras oleh PSSI.
Induk organisasi sepak bola Indonesia itu meminta Shin melakukan klarifikasi soal kritikan-kritikannya itu.
Belakangan situasi semakin panas ketika Tim Satgas Timnas Indonesia menyatakan Shin bisa dipecat kalau tidak segera datang ke Indonesia memenuhi panggilan PSSI.
Baca Juga: PSSI Siapkan Indra Sjafri Gantikan Shin Tae-yong Jika Dipecat?
Dalam fase ini, hubungan antara PSSI dan Shin kelihatannya sudah sulit untuk bisa diperbaiki.
Seperti dalam wawancaranya dengan media Korea, Shin sudah menyatakan tidak tahan lagi bekerja sama dengan PSSI karena menurutnya banyak janji yang tidak dipenuhi.
Di lain pihak, PSSI juga tampaknya sulit memaafkan Shin karena pernyataan kerasnya yang telah menyudutkan PSSI dan justru diucapkan kepada media Korea.
Opsi pemutusan hubungan kerja jadi sangat mungkin menjadi kenyataan.
Kalau hal itu terjadi, cerita Shin Tae-yong di timnas Indonesia pun akan menjadi sebuah drama Korea yang sudah tamat padahal belum dimulai.
Sejak ditunjuk menjadi pelatih timnas Indonesia pada akhir tahun lalu, Shin praktis belum pernah memimpin Skuad Garuda dalam sebuah pertandingan resmi.
Satu-satunya pertandingan yang dijalani adalah uji coba tak resmi menghadapi Persita Tangerang pada 21 Februari lalu di mana timnas Indonesia dengan persiapan seadanya kalah 1-4.
Baca Juga: Disinggung Shin Tae-yong karena Lakukan Indisipliner, Indra Sjafri: Saya Tak Percaya!
Belum bertugas dalam pertandingan resmi, perjalanan Shin Tae-yong bersama timnas Indonesia kini berpotensi selesai.
Yang jelas, lanjut atau tidaknya Shin menjadi pelatih Tim Merah Putih harus dipastikan secepatnya oleh PSSI.
Nasib timnas Indonesia, terutama yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2021, harus diselamatkan.
Kalau Shin tidak lanjut, penggantinya tentu harus segera ditentukan PSSI.
Nama Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, yang disinggung Shin secara negatif dalam wawancara kontroversialnya di media Korea, pastinya menjadi kandidat terkuat pelatih timnas Indonesia.
Rekam jejaknya yang pernah sukses menjadi juara bersama timnas U-19 Indonesia dan timnas U-23 Indonesia plus pengetahuannya soal kondisi terkini timnas Indonesia menjadikan Indra sebagai calon terkuat pengganti Shin.
Sebelum final SEA Games 2019, Indra sempat menyatakan keinginannya menjadi pelatih timnas Indonesia senior.
Setelah pernah memegang timnas U-16, U-17, U-18, U-19 dan terakhir U-23, mungkin tiba saatnya bagi Indra Sjafri untuk naik ke level tertinggi.