Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Eks pelatih timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri lebih memilih melatih timnas senior Indonesia ketimbang jadi ketua umum PSSI.
Indra Sjafri saat ini menjabat sebagai direktur teknik timnas Indonesia.
Sebelumnya, Indra Sjafri dipercaya menjadi pelatih timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2019 Filipina.
Pelatih yang juga disapa sebagai coach IS ini memang sangat kenyang pengalaman menukangi timnas Indonesia dalam berbagai tingkatan usia.
Mantan pelatih Bali United itu pernah menjajal tingkatan timnas segala usia muali dari timnas U-16 Indonesia (2011), timnas U-19 Indonesia (2012-2018) dan timnas U-23 Indonesia.
Baca Juga: Namanya Disebut Berpeluang Gantikan Shin Tae-yong, Indra Sjafri: No Comment
Namun satu hal yang selalu menjadi keinginan Indra Sjafri adalah melatih timnas senior Indonesia.
Seperti yang diungkapkan Indra Sjafri saat diwawancarai oleh Hanif Sjahbandi dan rendy Juliansyah dalam channel Youtube Hanif & Rendy Show, Jumat (19/6/2020).
Walau demikian, Indra mengaku nyaman dengan jabatannya saat ini sebagai direktur teknik PSSI.
"Lebih berat (jadi direktur teknik) tapi lebih stres pelatih timnas," ucap Indra Sjafri dilansir Bolasport.com dari Youtube Hanif & Rendy Show.
"(Saya) nyaman di semua tempat, mau di mana pun. Saya punya basic kepelatihan dari usia U-16, U17, U-18, terakhir U-23. Senior yang belum nih, doakan saja," tambahnya.
Di video terpisah, Indra sempat ditanya oleh Hanif dan Rendy dalam segmen rapid fire question (jawab cepat) jika harus memilih antara jabatan pelatih timnas senior Indonesia atau Ketua umum PSSI.
Baca Juga: PSSI Buka Peluang Tunjuk Indra Sjafri dan Fakhri Husaini untuk Gantikan Shin Tae-yong
Pelatih kelahiran Sumatra Barat itu dengan mantap menjawab pelatih timnas senior Indonesia.
"Karena itu (pelatih timnas senior) yang belum pernah dicoba, dari sisi kepelatihan. U-16, U-19 dan U-23 sudah," kata Indra.
"Selangkah lagi nih. Setelah itu baru komplit," sambungnya.
Dalam video tersebut, Indra Sjafri juga mengindikasikan Indonesia masih akan mengandalkan pemain naturalisasi untuk ajang Piala Dunia U-20 2021.
"Selama ini saya sebenarnya orang yang anti naturalisasi. Tapi dalam konteks Piala Dunia, ini beda. Ini yang bersaing bukan Asia Tenggara," ujarnya.
"Oleh sebab itu jangan hanya ingin menunjukkan ini lho hasil pembinaan sepak bola Indonesia lolos ke Piala Dunia, walaupun tuan rumah," tambahnya.
Indra menilai bahwa kehadiran pemain naturalisasi bisa menambah kekuatan timnas U-19 Indonesia yang nantinya disiapkan mengikuti ajang Piala Dunia U-20 2021.
"Nggak akan mampu, bukan merendahkan arti pemain. Oleh sebab itu makanya kita menginginkan secepatnya timnas U-19 itu dibentuk kerangka timnya yang nanti kita evaluasi di Uzbekistan," tutur Indra Sjafri.
Menurutnya, setelah mengikuti Piala Asia U-19 2020, maka skuat timnas U-19 Indonesia perlu dievaluasi.
Kemudian, baru dipertimbangkan apakah akan memasukkan pemain naturalisasi atau tidak.
Baca Juga: Menurut Legenda Persija, Konflik PSSI dan Shin Tae-yong hanya Miskomunikasi Saja
"Bagaimana sih yang betul-betul nanti bisa kita tambah pemain yang berkualitas yang masih muda. Mungkin untuk saat ini kita relakan ada pemain naturalisasi," ujarnya.
"Tapi dengan syarat setelah kita bentuk kerangka tim dan itu memang diukur oleh tim pelatih, kita butuh tambahan amunisi, itu perlu dipikirkan."
"Kalau dia umur 19 atau 20 dinaturalisasi, masih okelah. Tapi kalau sudah 35, buat apa?," tambahnya.