Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketumpulan Juventus dan Cristiano Ronaldo menjadi pembahasan yang ramai merebak menjelang comeback mereka di Liga Italia Serie A.
Kekalahan Juventus dari Napoli di final Coppa Italia menyibak kondisi gawat yang bisa melanda skuad mereka dalam sisa kompetisi musim ini.
Dari hasil negatif itu, muncul berbagai catatan buruk.
Juventus gagal mencetak gol dalam dua pertandingan beruntun setelah kompetisi bergulir lagi pasca-karantina (vs AC Milan 0-0, vs Napoli 0-0).
Bagi tim sebesar Juve, kemandulan ini merupakan hal yang jarang terjadi.
Untuk pertama kalinya sejak Oktober 2015, mereka gagal bikin gol dua partai beruntun (vs Inter Milan 0-0, vs Gladbach 0-0).
Baca Juga: Liga Italia Berdenyut Lagi: 5 Hal Menarik saat Serie A Comeback
Baca Juga: Jadwal Liga Italia - Dibuka Partai Tunda Pekan 25: Torino vs Parma hingga Inter Milan vs Sampdoria
Baca Juga: Maurizio Sarri Dipecat Juventus, 60 Persen Suporter Bilang Setuju
Khusus untuk Cristiano Ronaldo, rekeningnya sudah mandek dalam 4 penampilan terakhir lintas kompetisi.
CR7 tak berhasil menjebol gawang Olympique Lyon dan Inter Milan (sebelum kompetisi dibekukan), serta AC Milan dan Napoli di Coppa Italia.
Manusia rekor asal Portugal itu masih bisa menyarangkan 21 gol di Serie A 2019-2020.
Namun, muncul pertanyaan apakah dia bisa stabil mempertahankan performa mesin seperti itu sampai akhir musim.
Saat melawan Milan, Ronaldo bahkan gagal mencetak gol lewat eksekusi penalti.
Dalam laga kontra Napoli, eks jagoan Real Madrid ini seperti menghilang.
Permainannya banyak dikritik lantaran cuma membukukan satu tembakan akurat sepanjang laga.
Baca Juga: Juventus Keok di Final Coppa Italia, Sarri Sebut Cristiano Ronaldo Tumpul
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Sedih Tak Sempat Jadi Penendang Kelima Adu Penalti Final Coppa Italia
Dilansir BolaSport.com dari La Gazzetta dello Sport, krisis Ronaldo dipengaruhi ketidaksukaannya terhadap skema pelatih Maurizio Sarri.
Ia kerap dipasang sebagai centravanti alias penyerang tengah.
Sarri memaksakan sang bintang diplot pada posisi tersebut untuk diapit Paulo Dybala dan Douglas Costa sebagai trisula di lini depan Juventus.
Sebelum laga melawan Napoli, Ronaldo pun disebut terang-terangan mengatakan kepada Sarri di depan rekan setimnya bahwa dia enggan dimainkan sebagai penyerang tengah.
CR7 lebih memilih menusuk dari sayap kiri, seperti yang lazim dia jalani di sebagian besar perjalanan kariernya.
Karena itu, dalam duel kontra Napoli, posisi centravanti diisi oleh Dybala, dalam hal ini berarti dia menjalankan tugas penyerang semu (false nine).
Namun, pada praktiknya, posisi Dybala justru bertumpukan dengan Costa di sisi kanan, sehingga area penyerang tengah yang seharusnya diisi kerap kosong.
Itulah yang membikin Juventus seperti tak memiliki muara serangan.
Akibatnya, tak ada gol tercipta kendati mereka menguasai permainan atas Napoli.
"Tim ini membutuhkan penyerang tengah karena Dybala tak bisa melakukan itu dan Ronaldo tidak mau menempatinya," ucap eks gelandang Juventus, Alessio Tacchinardi.
Baca Juga: Tak Kalah 12 Laga Beruntun, Man United Saat Ini Terkuat sejak Era Mourinho
Baca Juga: VIDEO - Bocah Ajaib Korea Tendang Sergio Ramos 3 Kali sampai Sempoyongan, Kartu Merah
Ia juga menyayangkan keputusan klub melepas Mario Mandzukic, yang sebenarnya dapat mengisi peran yang dibutuhkan itu.
"Mandzukic selalu menunjukkan dirinya sebagai pemain berkarisma dan fundamental bagi tim," kata Tacchinardi di situs Calcio Fanpage.
Sesungguhnya, Sarri memiliki sosok bomber "nomor 9" dalam diri Gonzalo Higuain.
Namun, pemain Argentina itu tak bisa memperkuat Juventus di pentas Coppa Italia kemarin.
Higuain diharapkan menjadi solusi ketumpulan untuk menolong tim dalam duel comeback mereka di Liga Italia kontra Bologna, Senin (22/6/2020).