Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan Manajer Tim Repsol Honda, Livio Suppo, mengkritik keputusan yang dibuat pabrikan asal Tokyo itu terhadap Alex Marquez.
Honda tengah berada dalam sorotan setelah kemunculan rumor perekrutan Pol Espargaro dari tim Red Bull KTM pada bursa pembalap MotoGP.
Sorotan itu tidak diterima Honda karena latar belakang Pol Espargaro melainkan dampak yang akan terjadi setelah sang pembalap merapat.
Seperti diberitakan BolaSport.com sebelumnya, kehadiran Pol Espargaro mengancam posisi Alex Marquez di tim Repsol Honda.
Baca Juga: Bos Repsol Honda: Kami Berencana, The Baby Alien yang Menentukan
Padahal, Alex Marquez baru saja direkrut Repsol Honda. Juara Moto2 musim lalu itu bahkan belum melakoni balapan debut pada MotoGP 2020.
Keputusan tersebut diyakini bisa mengancam relasi antara Honda dan Marc Marquez, pembalap andalan mereka sekaligus kakak dari Alex Marquez.
Keinginan Honda 'menumbalkan' Alex Marquez demi Pol Espargaro dikritik oleh Livio Suppo.
Dalam interviu dengan MotoGP Round Table yang dikutip BolaSport.com dari MotoSprint, Suppo mengaku heran dengan keputusan Honda tersebut.
Baca Juga: Membedah Anggaran Tim Balap MotoGP, Minimal Rp150 Miliar
Menurut Suppo, tidak wajar ketika tim hanya memberi kesempatan satu tahun kepada pembalap debutan lalu mencopotnya tanpa mengetahui potensinya.
"Entah dia seorang Marquez atau bukan," kata Suppo menambahkan.
Suppo berpendapat bahwa Honda sebaiknya tidak merekrut Alex Marquez jika hanya ingin mencari pengganti sementara bagi Jorge Lorenzo.
"Jika mereka tidak percaya kepada dengan Alex saat dia menandatangani kontrak, masih ada Johann Zarco yang tidak memiliki tim," ujar Suppo lagi.
"Saya pikir Zarco mau menerima kontrak selama setahun dan Alex juga sudah memiliki kontrak di Moto2, jadi dia tidak benar-benar membutuhkan tunggangan."
Baca Juga: Pol Espargaro adalah Juru Selamat Honda dari Martabat yang 'Hancur' karena Marc Marquez
Tak hanya soal Alex Marquez, Livio Suppo juga mengkritik keputusan Honda dalam mengelola para pembalapnya di MotoGP.
Suppo menyebut tidak ada langkah Honda yang berhasil sejak dirinya dan Shuhei Nakamoto (mantan Presiden Honda Racing Corporation) mundur dari jabatan pada 2017.
"Sejak Nakamoto dan saya pergi, selain Marc yang sudah ada di sana, semua yang mereka lakukan tidak pernah sukses besar," tutur Suppo.
"Kisah Jorge adalah sebuah bencana, begitu juga ketika mereka melepas Dani Pedrosa dan membiarkannya menjadi pembalap penguji KTM."
Baca Juga: MotoGP Makin Kencang, Anehnya Rekor Lap Tercepat Belum Pecah Sejak Tahun 70an