Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, merasa bingung dengan timnas Indonesia yang kalah berprestasi dibanding timnas kelompok usia.
Timnas Indonesia tengah menghadapi persoalan serius dalam hal prestasi.
Seperti diketahui, tim Garuda mengalami penurunan signifikan dalam perjalanannya selama 10 tahun terakhir.
Penurunan paling mencolok terjadi setelah timnas Indonesia binaan Simon McMenemy mengalami lima kekalahan ketika berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Baca Juga: Dinilai Sudah Ideal, Para Pemain Persib Tak Harus Jalani Tes Fisik
Akibatnya, ranking FIFA timnas Indonesia terjun bebas ke peringkat ke-173.
Kondisi tersebut berbanding 180 derajat dari timnas Indonesia kelompok usia.
Di tingkat yang lebih muda, timnas Indonesia justru sukses mendulang prestasi yang lebih tinggi dari seniornya.
Timnas U-16 Indonesia misalnya, sukses menjadi kampiun dalam Piala AFF U-16 2018.
Para pemain Garuda Asia juga menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara yang bisa menembus putaran final Piala Asia U-16 2020 yang akan digelar di Bahrain pada akhir tahun nanti.
Baca Juga: Berlatih ala Tim Luar Negeri, Persib Siap Kembali ke Liga 1 2020
Jejak itu diikuti oleh timnas U-19 Indonesia yang lolos ke Piala Asia U-19 2020 di Uzbekistan setelah menjadi juara Grup K dalam kualifikasi.
Timnas U-22 Indonesia juga punya prestasi yang lebih baik dari seniornya.
Meski hanya mendapat perak di SEA Games 2019, tim Garuda Muda sudah pernah memuncaki Asia Tenggara ketika menjuarai Piala AFF U-22 2019.
Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhir Husaini, juga merasa heran dengan jeleknya performa timnas Indonesia.
Padahal, hal tersebut tak pernah ditemuinya ketika membina timnas Indonesia kelompok usia.
"Saya nggak tahu ya kenapa di level usia muda kita sanggup melawan siapa saja," tutur Fakhri dilansir Bolasport.com dari Youtube Hanif & Rendy Show.
Baca Juga: Tim Ini Lebih Ganas daripada Persib Era Wander Luiz di Liga 1
"Ketika saya diberikan tugas di U-16 dan U-19, ketika kita melawan Jepang pun saya tidak melihat sedikit keraguan ketakutan di mata pemain timnas U-16 kita waktu itu," imbuhnya.
Menurut Fakhri, bisa saja para pemain Indonesia mengalami perubahan ketika beralih dari timnas kelompok usia ke timnas senior.
Hal itu terutama dipengaruhi oleh pelaksanaan kompetisi yang memberi dampak secara tidak langsung pada para pemain tersebut.
"Tapi kenapa ketika pindah ke tim senior (jadi jelek), tentu faktor-faktor kesulitannya akan berbeda," tutur Fakhri.
"Kompetisi kita meriah karena pendukungnya banyak tapi apakah kemeriahan itu juga diimbangi dengan kualitas pertandingan. Ini yang perlu kita evaluasi bersama," tandasnya.