Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penentuan pelatih sangat penting bagi karier Mike Tyson untuk menjadikannya sebagai legenda tinju kelas berat.
Bagi setiap atlet, pelatih berperan penting bagi perjalanan karier setiap anak didiknya.
Pelatih mempunyai tugas penting untuk mengatur porsi latihan setiap anak didiknya untuk meningkatkan kekuatan.
Ketika pertarungan berlangsung, pelatih wajib menyiapkan strategi demi meraih hasil sempurna.
Tanpa bantuan pelatih, Mike Tyson tidak akan menjadi seorang atlet yang paling dikenal di dunia tinju.
Baca Juga: PBSI Home Tournament - 1 Grup dengan Hafiz/Gloria, Teges/Indah Ingin Buat Kejutan
Tanpa bantuan pelatih, Mike Tyson tidak akan bisa menjadi petinju besar yang paling dikenal di dunia saat ini.
Kini Tyson akan berencana untuk naik ke atas ring lagi setelah pensiun pada 2005.
Untuk meningkatkan kemampuan bertinjunya, dia menunjuk Rafael Cordeiro sebagai pelatihnya.
Tyson hanya akan menjalani comeback untuk melakoni laga ekshibisi saja bukan pertarungan profesional.
Adapun Rafael Cordeiro sebenarnya hanya sebagian pelatih yang pernah membina Tyson menjadi kuat.
Baca Juga: Dustin Poirier Netral soal Khabib Nurmagomedov Vs Justin Gaethje
Sebelum Cordeiro, Iron Mike itu kerap bergonta-ganti pelatih ketika masih aktif sebagai petinju profesional.
Oleh sebab itu, BolaSport.com akan menyajikan beberapa nama pelatih yang berperan penting dalam karier Tyson.
Berikut deretan pelatih yang pernah membina Tyson untuk meraih kesuksesan selama bertinju.
1. Cus D'Amato (1985)
Cus D'Amato, merupakan penemu bakat dan penanam pondasi skill bertinju Tyson.
Cus, sapaan akrabnya, dahulu merupakan juru taktik yang mengantarkan Floyd Patterson dan Jose Torres menjadi juara dunia.
Dia merupakan pelatih pertama Tyson dalam berkarier profesional.
Sebagai pelatih pertama, Cus adalah pemberi dasar teknik peek-a-boo miliknya kepada pria kelahiran New York itu.
Dibawah asuhan Cus dahulu, Tyson sukses memenangi 11 pertarungan secara profesionalnya.
Setelah meraih 11 kemenangan beruntun, Cus meninggal dunia karena pneumonia di usia 77 tahun.
Baca Juga: Bakal Jadi Lawan Shin Tae-yong, UEA Umumkan Arsitek Baru: Pelatih Piala Dunia 2014
2. Kevin Rooney (1985-1989)
Setelah Cus meninggal dunia, Kevin Rooney mengambil alih jabatan menjadi pelatih Tyson.
Ketangguhan Tyson semakin terlihat saat dibawah asuhan Rooney yang dahulu adalah asisten Cus.
Bersama dengan Rooney, petinju 53 tahun itu dahulu sukses melanjutkan tren tak terkalahkan.
Adapun Rooney juga membantu Tyson untuk menjadi juara kelas berat termuda, bahkan sukses merasakan undisputed champion.
Usai mengantarkan Tyson menjadi raja tinju dunia, Rooney kemudian dipecat berkat arahan Don King.
Momen pemecatan Rooney itu terjadi jauh sebelum Tyson menghadapi James Douglas pada 11 Februari 1990.
Pemutusan hubungan kerja sama dengan Rooney setelah itu disinyalir menjadi alasan penurunan prestasi Tyson dalam berkarier tinju.
Baca Juga: Demi MotoGP 2020, Andrea Dovizioso Langsung Jalani Rehabilitasi Pasca-operasi
3. Richie Giachetti (1990-1991)
Kekosongan pelatih setelah Mike Tyson ditumbangkan James Douglas membuat promotor Don King bertindak.
Don King kemudian menunjuk Richie Giachetti sebagai pelatih Tyson dan dikontrak selama empat pertarungan.
Giachetti berperan penting dalam mengantarkan Tyson menyapu bersih empat pertarungan dengan kemenangan.
Saat dilatih Giachetti, banyak pihak mengklaim Tyson akan mampu tampil heroik seperti sebelum dikalahkan James Douglas.
Namun, anggapan itu salah.
Setelah menang dalam empat pertarungan sejak dilatih Giachetti, Tyson kemudian tersandung kasus pemerkosaan.
Akibat dari kasus tersebut, Tyson harus mendekam di penjara sekitar tiga tahun.
Baca Juga: Jadi Manny Pacquiao-nya Kelas Berat, Mike Tyson Masih Punya 1 Kelemahan
4. Jay Bright (1996)
Jay Bright dahulu adalah bagian dari gym milik Cus D'Amato yang tidak disingkirkan Tyson.
Dia menjadi pelatih Tyson untuk bertarung kontra Evander Holyfield pada 9 November 1996 atau laga pertama.
Dalam laga debutnya sebagai pelatih Tyson, Bright gagal membawa anak asuhnya itu menang.
Tyson menyalahkan Bright sebagai penyebab ditumbangkan Holyfield.
Si Leher Beton itu kemudian memecat Bright dan memilih reuni dengan Richie Giachetti untuk satu pertarungan kontra Holyfield dalam laga kedua.
Baca Juga: Ini Perbedaan Gaya Bertarung Conor McGregor dan Justin Gaethje
5. Tommy Brooks (1997-2001)
Tommy Brooks merupakan pelatih Tyson setelah menerima sanksi akibat mengigit telinga Evander Holyfield.
Brooks sebelum menawarkan diri menjadi pelatih, mempunyai peran penting membantu Holyfield untuk menumbangkan Tyson dua kali.
Dia melihat Tyson masih bisa menjadi petinju hebat asal diberi sentuhan yang pas, Brooks akhirnya menawarkan diri menjadi pelatihnya.
Dia menjadi pelatih Tyson untuk enam pertarungan selanjutnya usai telan dua kekalahan dari Holyfield.
Selama dilatih Brooks, mantan suami Robin Givens itu menang 4 kali dan no contest 2 kali.
Brooks kemudian berpisah dengan Tyson sebelum anak didiknya itu menghadapi Lennox Lewis pada 8 Juni 2002.
Baca Juga: Valentino Rossi Tak Bisa Diharapkan, Motor Apa pun Oke bagi Adiknya di MotoGP
6. Freedie Roach (2003-2004)
Freedie Roach merupakan pelatih Tyson setelah menelan kekalahan dari Lennox Lewis.
Dia menjadi pelatih Tyson untuk dua pertarungan menghadapi Clifford Etienne dan Danny Williams.
Selama menjadi pelatih Tyson, Roach mengakui jika motivasi anak didiknya bertinju sudah hilang.
Alhasil dia hanya mengantarkan Tyson menang 1 kali dan kalah 1 kali.
Pria berzodiak Cancer ini menang atas Etienne dan kalah dari Williams.
Baca Juga: Mantan Pelatih Sebut Kekuatan Lain Mike Tyson Selain Pukulan Mematikan
7. Jeff Fenech
Jeff Fenech ditunjuk menjadi pelatih Tyson usai telan kekalahan dari Danny Williams.
Dia menjadi pelatih Tyson untuk laga melawan Kevin McBride pada 11 Juni 2005.
Dalam laga tersebut, Tyson menderita kekalahan dari McBride dengan corner retirement pada ronde keenam.
Setelah menelan kekalahan itu, Tyson mengakui bahwa sudah tidak memiliki motivasi untuk bertinju lagi.
Alhasil pria penggemar Muhammad Ali ini memutuskan pensiun sebagai petinju.
Baca Juga: Meski Ketat soal Sponsor, Khabib Nurmagomedov Raup Rp235 Miliar Dalam Setahun