Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pernah Main di Inggris dan Italia, 2 Pemain Timnas Indonesia Beda Generasi Bagi Kisah dari Eropa

By Metta Rahma Melati - Sabtu, 11 Juli 2020 | 16:45 WIB
Pemain timnas U-18 Indonesia, Bagus Kahfi dan Rendy Juliansyah merayakan gol yang dicetak ke gawang timnas U-18 Brunei di Stadion Go Dau, Vietnam, Sabtu (10/8/2019). (PSSI)

BOLASPORT.COM - Dua pemain timnas Indonesia lintas generasi membagikan pengalaman mereka bermain di Eropa.

Sabtu (11/7/2020), Webinar Sekolah Olahraga Barito Putera (SOBP) edisi keenam menghadirkan dua pemain timnas Indonesia berbeda generasi.

Keduanya memiliki pengalaman menimba ilmu sepak bola di Eropa.

Pemain pertama yang membagikan kisahnya adalah pemain timnas U-19 Indonesia, Bagus Kahfi.

Bagus Kahfi merupakan pemain muda Barito Putera.

Ia juga tergabung dalam program Garuda Select season kedua di Inggris dan Italia.

Baca Juga: PSM Makassar Siap Jalani Lanjutan Liga 1 yang Berpusat di Jawa

MOLA TV
Penyerang Garuda Select, Bagus Kahfi

Musim sebelumnya, Bagus Kahfi juga mengikuti program Garuda Select season pertama.

Menurut Bagus Kahfi, mengakui ada perbedaan besar dalam pembinaan sepak bola di Indonesia dan Eropa, khususnya dalam segi fasilitas.

"Kalau dibandungkan di sini (Eropa) jauh lebih baik, mulai lapangan sampai gym, kita bebas ngapain aja, kahirnya kita jadi senang dan bersemangat buat latihan terus," kata Bagus Kahfi.

"Lapangan di sini saja ada 8 sampai 12, saya cedera juga penanganannya di satu tempat, jadinya komplit," ujarnya.

Kemudian, pemain timnas Indonesia medio 1995-2005, Kurniawan Dwi Yulianto juga membagikan pengalamannya.

Kurniawan Dwi Yulianto merupakan alumni program alumni Primavera Italia 1993, juga melihat bagaimana perhatian manajemen tim Eropa terhadap gizi pemain dan hal ini jelas berdampak pada kualitas di lapangan hijau.

"Waktu saya di Italia mau ujicoba lawan Baretti Sampdoria U-16, karena main sore, kita makan siang bareng, ada menunya steak. Mereka nggak ada yang sentuh sama sekali, katanya terlalu dekat dengan jam pertandingan. Kok bisaanak 15 tahun sudah berpikir seperti itu," ujar Kurniawan.

Baca Juga: Ini Tanggapan PSM Makassar Sambut Liga 1 2020 pada 1 Oktober

weshley
Kurniawan Dwi Yulianto dan Ponaryo Astaman di acara Indonesia Sport Expo & Forum di ICE, BSD City, S

Sementara itu, federasi sepak bola Indonesia kini menggalakkan pemain muda untuk belajar sepak bola di Eropa dengan program Garuda Select.

Hal itu untuk menyesuaikan dengan fasilitas dan kualitas dunia.

Program Officer Garuda Select, Marsal Masita mengaku telah melakukan kontrak kerja sama sepuluh tahun untuk pembinaan secara berkelanjutan.

"Tolak ukur kelas dunia itu dilihat dari FIFA ranking dan liga terbaik dunia. Tidak ada jalan selain kita memberi beasiswa dan akselarsi ke luar negeri untuk meningkat talenta sepak bola kita. Kita mulai lagi untuk rekrutmen Garuda Select tahap tiga, akhir tahun ini, dipilih langsung oleh eks pemain Piala Dunia, Dennis Wise dan Des Walker," ujar Marsal.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P