Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Penyebab Matinya Karier Pemain Muda Indonesia di Tingkat Senior

By Hugo Hardianto Wijaya - Selasa, 28 Juli 2020 | 14:15 WIB
Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. (WILA WILDAYANTI/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, menyebutkan ada dua faktor yang membuat pemain timnas Indonesia kelompok usia meredup di tingkat senior.

Indonesia memiliki banyak pemain muda potensial yang gemilang bersama timnas Indonesia kelompok usia.

Hanya saja, tak jarang sebagian dari pemain itu kemudian menghilang dari panggung sepak bola nasional selepas berkarier bersama timnas muda.

Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, menyebutkan bahwa fenomena itu merupakan hal yang wajar terjadi, tidak hanya di Indonesia melainkan di seluruh dunia.

Baca Juga: Bawa Juventus Juara Serie A, Eks Man City Sejajar dengan Cristiano Ronaldo

Sebagai sosok pelatih yang matang di timnas Indonesia kelompok usia, Indra menemukan ada dua faktor yang menjadi penyebab redupnya karier pemain muda.

Faktor pertama adalah kepribadian pemain yang punya pengaruh besar dalam perjalanan kariernya.

Menurutnya ada sejumlah pemain yang secara kepribadian sudah menunjukkan tanda-tanda akan meredup.

Hipotesis itu disusunnya berdasarkan riset yang menggunakan instrumen psikologis dan pengamatan pribadi.

Baca Juga: Timnas Indonesia Gandeng Apparel Mills, Berapa Lama Durasi hingga Nilai Kontrak?

"Pada era Evan (Dimas) saya memprediksi 20-30 persen miss. Dari mana? Dari rasio test, hasil psikotes, pengamatan setiap hari, anak ini bakal begini-begini, itu ada perkiraan seperti itu,” kata Indra dikutip dari Kompas.

Pelatih asal Sumatera Barat itu menjelaskan bahwa kepribadian seorang pemain ditentukan oleh banyak faktor.

Faktor penentu terbesar adalah kondisi sosial dan lingkungan di sekitar pemain.

Lingkungan yang bagus tentu akan berdampak baik dalam pengembangan karakter pemain.

PSSI.ORG
Para pemain timnas U-19 Indonesia saat mengikuti pemusatan latihan di Thailand.

Baca Juga: Roy Jones Jr Ternyata Pernah Batal Bertarung Melawan Mike Tyson

Terlebih usia 19-23 tahun menjadi usia paling krusial dalam pencarian jati diri.

"Kan pergulatan batin dan godaan itu tinggi sekali, makanya butuh pendampingan. Atau mereka bisa masuk klub yang benar-benar menjadikan mereka aset dan betul-betul bisa menjaga," tutur pelatih berusia 57 tahun itu.

Sementara itu, faktor kedua adalah kesempatan untuk mengasah diri.

Dalam pandangan Indra Sjafri, pemain muda sangat membutuhkan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.

Baca Juga: Inter Milan vs Napoli - Kilas Balik Gol Serangan Balik Sempurna Lukaku

Sayangnya, masih banyak pemain muda yang tergesa-gesa ingin tampil di level tertinggi.

Akibatnya mereka justru kekurangan menit bermain karena kalah bersaing dengan pemain lain yang lebih senior.

"Karena kebanyakan anak-anak kita kalau sudah masuk timnas maunya tampil di Liga 1. Padahal investasi terbesar itu bermain (jam terbang), kenapa tidak mau bermain di Liga 2 dulu," ucap mantan pelatih Bali United tersebut.

"Ini yang ikut kami pikirkan, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 penghargaannya jangan terlalu jauh berbeda. Karena memang Liga 1 di samping nama, dari sisi penghasilan juga lebih tinggi," tutur Indra.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P