Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tim Thomas Indonesia yang menjadi unggulan pertama, menempati Grup A bersama Malaysia, Belanda dan Inggris berdasarkan hasil undian Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Senin (3/8/2020).
Piala Thomas 2020 dijadwalkan digelar pada 3-11 Oktober mendatang di Aarhus, Denmark.
Indonesia menjadi negara yang menorehkan sejarah sebagai negara yang paling banyak mengangkat trofi Piala Thomas dengan koleksi 13 gelar.
Namun, Indonesia terakhir kali mengangkat piala Thomas pada 2002.
Baca Juga: Hasil Undian Piala Thomas dan Uber 2020 - Indonesia Bertemu Malaysia
Indonesia pertama kali meraih gelar pada 1958 saat digelar Singapura. Saat itu, skuat Merah Putih menang 6-3 atas Malaysia yang berstatus juara bertahan.
Setelah itu Indonesia sukses hattrick juara Piala Thomas pada 1958, 1961, dan 1964.
Sempat absen gelar pada 1967 setelah kalah dari Malaysia, Indonesia mencetak quattrick pada tahun 1970, 1973, 1976, dan 1979.
Kembali kecolongan dan jadi runner-up pada 1982, Indonesia kembali merebut gelar juara pada 1984.
Indonesia semakin perkasa setelah Piala Thomas digelar setiap dua tahun sekali. Indonesia mencetak lima kali juara beruntun dia awal 1990-an hingga 2000-an.
Kejayaan tim bulu tangkis putra Indonesia terhenti sejak 2002.
Pada 2016, Indonesia berpeluang membawa pulang Piala Thomas.
Namun, kekalahan 2-3 dari Denmark membuat Indonesia gagal mengakhiri penantian selama 14 tahun.
Hasil ini juga membuat Denmark pertama kali menjadi juara Piala Thomas untuk pertama kalinya dalam sejarah bulu tangkis dunia.
Indonesia tengah berusaha mengkhiri penantian gelar selama 18 tahun pada Piala Thomas 2020.
Baca Juga: Indonesia Waspadai Malaysia pada Fase Grup Piala Thomas dan Uber 2020
Sementara itu, Malaysia tercatat dalam sejarah bulu tangkis dunia sebagai negara pertama yang menjuarai Piala Thomas saat turnamen beregu putra tersebut mulai digelar pada 1949.
Saat itu, Malaysia yang masih bernama Malaya merupakan negara yang relatif tidak dikenal dalam catatan bulu tangkis dunia.
Seperti dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF, Piala Thomas yang digagas oleh Sir George Thomas dibagi dalam tiga zona antar tim dan Malaya dipandang sebagai tim yang paling mudah dikalahkan.
Namun, itu adalah tugas yang tidak bisa Denmark capai meskipun sudah mendapatkan jalan pintas ke babak final di Preston, Inggris.
Malaya, satu-satunya negara penantang dari Zona Pasifik yang tidak lolos ke babak kualifikasi seperti rival mereka di Eropa dan Pan Amerika.
Akan tetapi, Malaya unjuk gigi dengan mengalahkan Amerika Serikat, 6-3 dalam duel semifinal di Glasgow, Skotlandia.
Malaya lalu mengalahkan Denmark, 8-1 pada partai puncak yang digelar selama dua hari.
Malaya yang dipimpin oleh Ooi Teik Hok berhasil melesat selepas cedera pemain bintang mereka, Wong Peng Soon.
Pada edisi pertama Piala Thomas, tim diharuskan memainkan lima laga tunggal dan empat ganda. Wong berhasil memenangi empat laga yang dia mainkan.
Kapten tidak bermain Malaya, Lim Chuan Geok menerima trofi dari Sir George Thomas setelah Law Teik Hock mengalahkan Jorn Skaarup sebagai tunggal pertama.
Baca Juga: Mike Tyson Ungkap Bagaimana Mengubah Pola Dietnya secara Dramatis
Ooi kembali tampil menawan dengan menundukkan Mogens Felsby untuk memberi Malaya keunggulan 2-0.
Denmark tidak menemukan jawaban sampai pertandingan kelima ketika Felsby mengalahkan Hock sebagai tunggal ketiga.
Ooi memberikan poin kemenangan pada pertandingan berikutnya melawan Skaarup.
Malaya memastikan diri sebagai pemenang setelah Ooi yang bertandem dengan Teoh Seng Khoon menalukkan Skaarup/Preben Dabelsteen, 15-6, 15-7.
Performa dominan Malaya yang tidak terduga, namun mengesankan membuat penonton yang menyaksikan laga tersebut di Preston untuk bangkit berdiri untuk memberikan tepuk tangan bagi pemenang Piala Thomas pertama.
Setelah dua hari beraksi, manajer tim dan kapten yang tidak bermain Lim Chuan Geok akhirnya mendapat kehormatan menjadi orang pertama yang menerima trofi yang baru dibuat dari Sir George sendiri.
Pada 26 Februari yang mengesankan itu, 'Orang-orang Kecil dari Timur Jauh" - sebagaimana mereka dijuluki oleh pers Inggris, naik podium tertinggi.
Malaya kemudian memenangkan dua Piala Thomas berikutnya pada 1952 dan 1955.
Mereka juga menjadi juara dua kali lagi pada 1967 dan 1992 sebagai Malaysia pasca-kemerdekaan.
Malaya berubah menjadi Malaysia sejak 1963.
Tetapi, raksasa Asia Tenggara yang dulunya kuat secara permainan ini masih menunggu gelar pertama mereka sejak terakhir kali menjadi kampiun pada Piala Thomas 1992.