Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan kapten timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, turut memberikan komentar soal proyek naturalisasi pemain muda.
Isu bahwa PSSI sedang menjalankan proyek naturalisasi pemain memang tengah menjadi perbincangan hangat publik sepak bola Tanah Air.
Terhitung sudah terdapat lima pemain muda asal Brasil yang didatangkan klub-klub Liga 1 2020.
Menurut isu yang beredar, para pemain itu nantinya akan disiapkan untuk memperkuat timnas U-20 Indonesia pada ajang Piala Dunia U-20 2021.
Baca Juga: Fakhri Husaini Berikan Sindiran Keras Kepada PSSI Soal Fenomena Ini
Tak ayal sederet tokoh sepak bola langsung memberikan tanggapan pedas, termasuk manntan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini.
Fakhri menilai PSSI seperti ogah atau kurang percaya terhadap kualitas pemain lokal.
Kini giliran mantan pemain timnas Indonesia sekaligus Manajer Umum APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia), Ponaryo Astaman, yang turut angkat bicara.
Dilansir BolaSport.com dari Youtube Hanif dan Rendy Show, Ponaryo malah secara tegas menyatakan ketidaksetujuan dengan proyek naturalisasi pemain muda.
"Secara pribadi, saya tidak setuju dengan proyek naturalisasi karena melihat masih banyak talenta Indonesia yang bagus," ucapnya dikutip BolaSport.com dari Youtube Hanif dan Rendy Show.
Mantan pemain Sriwijaya FC itu menyarankan PSSI memberikan ruang dan jembatan sebanyak-banyaknya agar pemain muda lokal bisa mudah melenggang ke negara-negara Eropa.
"Karena mereka main di Eropa, terus bisa diindikasikan lebih bagus? Coba situasinya dibalik saja," ucap Ponaryo.
"Pemain muda Indonesia bisa main di sana (Eropa), bukan malah mengambil pemain muda dari luar ke sini," imbuhnya.
Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Keberatan Laga Tandang Harus Pakai Bus
Peraih gelar Pemain Terbaik Liga Indonesia 2004 itu mengaku mengikuti perkembangan pelatihan pemain Indonesia di Eropa, termasuk yang terakhir Garuda Select.
Hanya, ia menilai jika progam itu diperuntukkan untuk satu tim, bukan individu yang belajar dan bersaing di tim luar negeri.
"Memang sudah ada mengirim satu tim seperti Primavera, Baretti, Garuda Select, SAD, tetapi mereka sebagai sebuah tim, bukan sebagai individu."
"Saya berharap dari program seperti itu, ada beberapa pemain yang bisa main di Eropa, di mana pun yang penting di luar negeri," tutupnya.