Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Begini Komentar Ponaryo Astaman soal Isu Naturalisasi Pemain Muda

By Ibnu Shiddiq NF - Minggu, 23 Agustus 2020 | 06:15 WIB
Mantan kapten timnas Indonesia, Ponaryo Astaman (BERI BAGJA/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Mantan kapten timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, turut memberikan komentar soal proyek naturalisasi pemain muda.

Isu bahwa PSSI sedang menjalankan proyek naturalisasi pemain memang tengah menjadi perbincangan hangat publik sepak bola Tanah Air.

Terhitung sudah terdapat lima pemain muda asal Brasil yang didatangkan klub-klub Liga 1 2020.

Menurut isu yang beredar, para pemain itu nantinya akan disiapkan untuk memperkuat timnas U-20 Indonesia pada ajang Piala Dunia U-20 2021.

Baca Juga: Fakhri Husaini Berikan Sindiran Keras Kepada PSSI Soal Fenomena Ini

Tak ayal sederet tokoh sepak bola langsung memberikan tanggapan pedas, termasuk manntan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini.

Fakhri menilai PSSI seperti ogah atau kurang percaya terhadap kualitas pemain lokal.

Kini giliran mantan pemain timnas Indonesia sekaligus Manajer Umum APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia), Ponaryo Astaman, yang turut angkat bicara.

Dilansir BolaSport.com dari Youtube Hanif dan Rendy Show, Ponaryo malah secara tegas menyatakan ketidaksetujuan dengan proyek naturalisasi pemain muda.

"Secara pribadi, saya tidak setuju dengan proyek naturalisasi karena melihat masih banyak talenta Indonesia yang bagus," ucapnya dikutip BolaSport.com dari Youtube Hanif dan Rendy Show.

Mantan pemain Sriwijaya FC itu menyarankan PSSI memberikan ruang dan jembatan sebanyak-banyaknya agar pemain muda lokal bisa mudah melenggang ke negara-negara Eropa.

"Karena mereka main di Eropa, terus bisa diindikasikan lebih bagus? Coba situasinya dibalik saja," ucap Ponaryo.

"Pemain muda Indonesia bisa main di sana (Eropa), bukan malah mengambil pemain muda dari luar ke sini," imbuhnya.

Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Keberatan Laga Tandang Harus Pakai Bus

Peraih gelar Pemain Terbaik Liga Indonesia 2004 itu mengaku mengikuti perkembangan pelatihan pemain Indonesia di Eropa, termasuk yang terakhir Garuda Select.

Hanya, ia menilai jika progam itu diperuntukkan untuk satu tim, bukan individu yang belajar dan bersaing di tim luar negeri.

"Memang sudah ada mengirim satu tim seperti Primavera, Baretti, Garuda Select, SAD, tetapi mereka sebagai sebuah tim, bukan sebagai individu."

"Saya berharap dari program seperti itu, ada beberapa pemain yang bisa main di Eropa, di mana pun yang penting di luar negeri," tutupnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jesus Navas (@jnavas16) sebagai kapten Sevilla mendedikasikan kesuksesan ini buat dua mendiang pemain Los Nervionenses yang pernah menjadi rekan setimnya. "Bisa mengangkat piala ini sebagai kapten Sevilla berarti sangat besar," kata Jesus Navas sambil menangis seperti dikutip Bolasport.com dari BBC. "Untuk teman-teman yang tidak ada lagi di sini, untuk Antonio Puerta, untuk Jose Antonio Reyes, dan untuk ayah baptis saya yang telah meninggal dunia." Antonio Puerta membela Sevilla pada 2004-2007. Seperti Navas, dia menjadi bagian dari skuat Los Nervionenses yang menjuarai Piala UEFA 2006 dan 2007. Puerta meninggal dunia pada 28 Agustus 2007 setelah tiga hari sebelumnya mengalami serangan jantung saat tampil di laga pertama Liga Spanyol 2007-2008. Sementara itu, Jose Antonio Reyes memperkuat Sevilla pada dua periode, yaitu 1999-2004 dan 2011-2016. Sampai saat ini Reyes juga tercatat sebagai pemain dengan koleksi gelar juara Liga Europa terbanyak sepanjang sejarah. Reyes menjadi juara bersama Sevilla pada 2014, 2015, dan 2016 serta Atletico Madrid pada 2010 dan 2012. #jesusnavas #sevilla #antoniopuerta #joseantonioreyes #bolasportcom #bolastylo #bolanas #juaradotnet #superballid #sportfeat #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P