Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini turut menyoroti gaya makan sembarangan para pemain sepak bola.
Baru-baru ini publik Tanah Air tengah ramai membicarakan makanan tak sehat yang dikonsumsi oleh atlet sepak bola.
Beberapa pemain Liga 1, seperti Hansamu Yama, Nurhidayat Haji Haris, dan Rezaldi Hehanusa kedapatan melakukan hal tersebut di akun mendia sosialnya.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022 - Akan Lawan Tiga Tim Kuat, Pemain Asing Persija Beri Tanggapan
Bahkan, para pemain timnas Indonesia seusai mengikuti TC di Jakarta juga terciduk mengkonsumsi makanan serupa.
Mereka adalah Yakob Sayuri, Muhammad Riyandi, Fachrudin Aryanto, dan Kushedya Hari Yudo.
Sontak saja, tak sedikit warga internet yang memberikan respons pedas terhadap tingkah para pemain di atas.
Menanggapi hal tersebut, mantan pelatih Timnas U-19, Fakhri Husaini menyebut bahwa budaya kurang disiplin dalam hal gizi masih menjadi pekerjaan rumah bagi setiap pelaku sepak bola Tanah Air, termasuk pemain.
Menurutnya, sebagian pemain terbiasa menilai makanan dari rasa, bukan dari manfaatnya untuk tubuh.
“Tentu ini masalah budaya bahwa sebagian besar pemain sepakbola Indonesia mulai dari saya main di Timnas masalah yang cukup serius menjadi perhatian terutama bagi pelatih asing," ucapnya dikutip BolaSport dari Warta Kota.
"Apa yang dilakukan Shin Tae-yong ini juga sama dengan dilakukan pelatih asing. Makan gorengan pantang kami juga alami.”
“Karena masalah budaya, cara berpikir pemain bukan manfaat yang mereka makan ke tubuh, tapi rasanya, selera,” imbuh Fakhri.
Baca Juga: 4 Pemain asal Klub Eropa Sertai TC Timnas U-19 Indonesia di Kroasia
Pelatih asal Aceh itu berharap para pemain mulai membiasakan disiplin pada diri sendiri terutama menyangkut pola makanan.
Pasalnya, pola makan sehat akan sangat berpengaruh pada penampilan mereka di atas lapangan
“Pemain harus punya kesadaran bahwa apa yang mereka makan itu akan menentukan usia produktif mereka. Masa depan kelangsungan karier,” kata Fakhri.
“Riset membandingkan ada tidak korelasi prestasi sepak bola dengan pola makan pemain. Makan gorengan daya tahan bermain 2x45 gimana dengan yang tidak makan. Ini bisa jadi tolok ukur. Tapi memang ketika banyak lemak, santan masuk tidak cuma atlet juga akan masalah."
Pelatih berusia 55 tahun itu itu juga menambahkan disiplin lain yang tak kalah penting dari menjaga pola makan.
“Ini harus ada budaya gaya makan sehat. Bahwa goreng-gorengan dilarang atau minimal pemain muda calon pemain profesional nasional harus diajarkan perilaku hidup sehat sejak dini. Gak cuma gak boleh begadang tapi istirahat makan termasuk mengelola medsos,” ujarnya.