Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih MMA, Firas Zahabi, menilai Conor McGregor mempunyai amunisi kuat untuk mengalahkan Justin Gaethje dalam pertandingan.
Conor McGregor dan Justin Gaethje sempat dirumorkan akan bertarung. Namun begitu, rencana duel antara kedua petarung urung terjadi.
Justin Gaethje ketiban durian runtuh saat mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam perebutan gelar juara kelas ringan UFC.
Gaethje ditunjuk menggantikan sang juara bertahan, Khabib Nurmagomedov, pada pertandingan melawan Tony Ferguson pada Mei silam.
Baca Juga: Penyebab Pol Espargaro Sering Jatuh Pada MotoGP San Marino 2020
Mampu mengalahkan Ferguson untuk titel juara interim kelas ringan, Gaethje bakal menantang Nurmagomedov dalam duel penyatuan gelar.
Di sisi lain, McGregor memilih untuk pensiun dari ajang MMA. McGregor sendiri sempat merayu Gaethje untuk menghadapinya namun gagal.
Gagalnya rencana pertarungan McGregor dan Gaethje membuat publik berandai-andai bagaimana jadinya jika kedua petarung bertipe striker itu bertanding sungguhan.
Pelatih MMA di Tristar Gym, Firas Zahabi, memberikan prediksinya soal siapa yang akan keluar sebagai pemenang.
Baca Juga: Indonesia Batalkan Permohonan Jadi Tuan Rumah Turnamen Seri Asia
Firas Zahabi menilai bahwa Conor McGregor mempunyai keunggulan dibandingkan Justin Gaethje dalam teknik pukulan.
"Mereka berdua pemukul yang hebat. Tetapi, McGregor adalah counter puncher (pemukul balik) yang lebih baik," kata Zahabi dikutip BolaSport.com dari Bloody Elbow.
"Dia memiliki jangkauan yang lebih panjang. Dia lebih cepat. Dia mempunyai penglihatan yang baik. Dia memiliki refleks yang lebih baik juga."
"Saya akan memilih Conor untuk memenangkan pertarungan menyerang melawan Gaethje. DIa akan mengunggulinya dan menang," imbuhnya.
Mantan pelatih Georges St-Pierre ini menambahkan apabila salah satu jurus andalan Gaethje tidak akan efektif mengalahkan McGregor.
Jurus andalan petarung berjuluk The Highlight itu adalah melakukan low kick atau tendangan rendah ke arah tulang kering.
Perbedaan gaya bertarung menjadi alasannya. McGregor adalah petarung kidal (souhtpaw), sementara Gaethje lebih condong ke ortodoks.
"Saya tidak mengatakan itu tidak bisa dilakukan. Bisa, tetapi melihat cara Gaethje melakukannya itu tidak akan terlalu efektif," ucap Zahabi.
Baca Juga: UFC 253 - Paulo Costa Sindir Israel Adesanya Jadi Penerus Usain Bolt
"Anda lebih rentan diserang balik melawan petarung southpaw daripada petarung righty," ucap Zahabi menambahkan.
Gaethje bukannya tanpa peluang. Zahabi mengatakan Gaethje bisa menang apabila mampu memaksa McGregor bertanding hingga ronde terakhir.
Sekadar informasi, stamina menjadi salah satu kelemahan terbesar McGregor.
"Saya bisa melihat Gaethje menang dengan cara itu, tetapi McGregor akan sulit untuk dikalahkan," ujar Zahabi memungkasi.
Sementara itu, Justin Gaethje tengah bersiap untuk menghadapi Khabib Nurmagomedov pada ajang UFC 254.
Jika memenangkan pertarungan, petarung berusia 31 tahun itu berhak mendapatkan sabuk juara kelas ringan milik Nurmagomedov.
Baca Juga: Moto2 San Marino 2020 - Start dari Baris Belakang, Andi Gilang Kesulitan di Sektor Ini