Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Roy Jones Jr adalah salah satu petinju paling sukses di generasinya. Dia memiliki karier yang bagus saat menjadi petinju amatir, termasuk meraih medali emas pada Olimpiade.
Roy Jones Jr mewakili Amerika pada Olimpiade 1988 di Seoul. Dia tampak akan membawa pulang emas, tetapi dia gagal mendapatkannya.
Ketika The Guardian memberi peringkat 50 momen Olimpiade yang menakjubkan, Roy Jones Jr berada di urutan ke-14, tetapi bukan karena alasan yang bagus.
Baca Juga: Chou Tien Chen Menuju Turnamen Denmark Open 2020 sebagai Favorit
Jones berkompetisi di divisi light-middleweight membuatnya memiliki peluang besar dalam perebutan medali emas.
Jones yang saat itu berusia 19 tahun sedang naik daun dan hanya membutuhkan dua menit untuk menyingkirkan lawannya.
Jones akhirnya mencapai semifinal. Pada babak tersebut, dia menjumpai petinju Inggris, Richie Woodhall, memberinya lebih banyak tantangan, tetapi semua juri masih memberi Jones kemenangan.
Park Si-hun dari Korea Selatan juga berhasil mencapai final.
Jones lalu bertemu Park pada babak final Olimpiade Seoul 1988.
Itu bukanlah pertandingan yang bagus dengan Jones mendominasi pertarungan.
Jones mendaratkan 86 pukulan, sementara Park hanya 32 pukulan.
Jones mencetak skor masing-masing 20-3, 30-15, dan 36-14 dari ronde pertama hingga ketiga.
Mayoritas juri tidak setuju dengan penilaian tersebut karena Park memenangkan medali emas dengan keputusan, 3-2.
Ketika keputusan diumumkan, Park tampak malu dan wasit Aldo Leoni tampak muak dengan berbisik kepada Jones bahwa dia tidak percaya.
Jones yang masih tampak terkejut dengan hasil pada upacara pemberian medali, kemudian mengatakan sesuatu setelah dikalungkan medali perak di lehernya.
Dia langsung melepaskan medali perak dan tidak pernah memakainya.
Baca Juga: 'Jangan Salahkan Negara-negara Asia atas Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020'
Tiga juri yang memberikan kemenangan kepada Park diskors selama enam bulan menunggu penyelidikan, tetapi dibebaskan dari kesalahan oleh Asosiasi Tinju Internasional (AIBA).
Bukti muncul ke permukaan beberapa tahun kemudian bahwa otoritas tinju Korea telah menyuap para wasit dengan manipulai meluas ke jajaran eksekutif AIBA.
Bahkan Leoni akan mendukung klaim tersebut, mengungkapkan bahwa seorang rekan Argentina telah ditawari uang tunai oleh otoritas tinju Korea.
Terlepas dari semua bukti itu, IOC (Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengakhiri penyelidikannya pada 1997 dengan memutuskan tidak ada bukti korupsi dalam pertandingan tinju di Seoul.
Karena itu, Jones tidak pernah menerima medali emas dari Olimpiade 1988.
Setelah pertandingan kontroversial itu, Jones kemudian menjadi petinju pound-for-pound terbaik tahun 90-an.
Sementara itu, Park pensiun dari tinju setelah Olimpiade Seoul dan tidak pernah menjadi petinju profesional.
Ia meraih gelar sarjana dalam pendidikan jasmani dan menghabiskan kariernya sebagai guru sekolah menengah sebelum menjadi pelatih tinju.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Catalunya 2020 - Siapa Juara Balapan Berikutnya?