Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF), Poul-Erik Hoyer Larsen, mengatakan keputusan pihaknya menunda turnamen Asia adalah hal terbaik.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, turnamen putaran Asia dari BWF World Tour 2020 akan berlangsung di Bangkok, Thailand, pada Januari tahun depan.
Turnamen putaran Asia akan ditandai dengan dua turnamen Super 1000 dan BWF World Tour Finals 2020.
Artinya, kalender kompetisi tahun 2020 kini dijadwalkan berakhir pada Januari 2021.
Baca Juga: Terlibat 'Bromance', Pebulu Tangkis India Sebut Rekannya seperti Pacar
Keputusan BWF ini membuahkan protes dari sejumlah pemain.
Namun, Larsen menilai pihaknya sudah menempuh solusi terbaik pada masa pandemi covid-19.
"Berdasarkan tantangan yang kami hadapi, ini keputusan terbaik yang bisa kami lakukan," kata dia.
Baca Juga: Yuta Watanabe Ungkap Hobi Baru Saat Turnamen Bulu Tangkis Terhenti
"Saya yakin ketiga turnamen pada 2021 akan berjalan lancar dengan protokol keamanan yang diterapkan," ujar dia lagi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund, mengatakan BWF sulit menggelar tiga turnamen pada masa pandemi.
"BWF sudah merencanakan turnamen Eropa, termasuk Piala Thomas dan Uber 2020, serta dua turnamen BWF World Tour di Denmark pada Oktober. Kami juga sudah merencanakan turnamen di Asia," kata Lund.
Baca Juga: 2 Pemain Malaysia Minta BWF Coret Syarat Ikut World Tour Finals
"Mengatur turnamen level demikian sangat kompleks. Karena masalah waktu, kami tidak bisa menyusunnya sebelum Januari 2021. Bulan tersebut yang menjadi waktu terbaik penyelenggaraan turnamen," tuturnya.
Sebelumnya, BWF mendapat kritik dari beberapa pemain Denmark.
Salah satunya adalah pasangan ganda putra peringkat ke-12 dunia, Anders Skaarup Rasmussen/Kim Astrup.
Mereka menilai keputusan BWF bukanlah kabar yang bagus.
Pemain tunggal putra Denmark, Hans-Kristian Vittinghus, pun menyesalkan sikap BWF.
"Sikap BWF yang tak menghargai banyak pemain dengan menyebut ini sebagai berita baik sungguh keterlaluan," kata Vitthingus.
"Berita ini membuktikan BWF tak paham dengan efek penundaan turnamen untuk banyak pemain!" ucap dia lagi.