Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode terbaru diharapkan mengusung desentralisasi pembinaan dan mengatasi ketimpangan di daerah.
Harapan tersebut terpantik pada bincang media daring "Mencari Figur Tepat Ketua Umum PBSI", Rabu (30/9/2020).
Mantan pemain nasional, Joko Supriyanto, mengatakan persoalan kesenjangan pembinaan antara pusat dan daerah masih jadi pekerjaan rumah PBSI.
"Seharusnya tidak ada kesenjangan dalam pembinaan PBSI. Namun, sekarang perbedaan antara pusat dan daerah sangat jauh," kata Joko.
Baca Juga: Susy Susanti Dukung Cara Thailand Antisipasi COVID-19 untuk Turnamen Seri Asia
Selain Joko, isu serupa juga diangkat Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Timur, Oei Wijanarko Adi Mulya.
Oei mengatakan sejumlah pengprov berharap bisa memiliki pelatnas di daerah masing-masing selain yang sudah ada di Cipayung, Jakarta.
Baca Juga: PBSI Prioritaskan 5 Turnamen demi Antisipasi Kalender 2021 yang Padat
"Calon ketua umum harus bisa mewujudkan keinginan pengurus di luar pulau Jawa. Salah satunya dengan Pelatnas wilayah di Sumatra, dan Kalimatan," ujar dia.
Selain isu perataan pembinaan pemain, hal lain yang juga turut menjadi perhatian ialah kesempatan yang sama dalam kepemimpinan PBSI.
Baca Juga: Presiden BWF: Penundaan Turnamen Asia adalah Jalan yang Terbaik
Artinya, harus ada ruang untuk sosok-sosok muda jika ingin membuat prestasi bulutangkis bisa merata di seluruh daerah.
"Harus ada regenerasi dalam kepemimpinan PBSI dan jangan orang yang itu-itu saja. Beri kesempatan kepada anak muda", kata Ketua Umum Pengprov PBSI Aceh, Nahrawi Noerdin.
Pemilihan ketua umum PBSI sendiri seharusnya berlangsung pada Oktober 2020 melalui Musyawarah Nasional.
Pandemi covid-19 memaksa PBSI mengajukan penundaan kepada KONI Pusat.