Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis China, Huang Ya Qiong, dan pemain Thailand, Sapsiree Taerattanachai, kerap harus saling jegal di lapangan. Namun, persaingan tersebut tak menghalangi keduanya menjadi teman.
Pasangan ganda campuran China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, merupakan pasangan nomor satu dunia sejak 2018.
Adapun Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, berada pada urutan ketiga.
Dari segi head-to-head, Zheng/Huang lebih superior dengan delapan kemenangan dari 10 pertemuan.
Baca Juga: BWF Pertimbangkan Format Klaster untuk Kualifikasi Olimpiade 2020
Salah satunya terjadi pada final Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss.
Pada saat yang sama, persaingan di lapangan tersebut juga yang 'mengikat' Huang dan Taerattanachai sebagai teman.
"Kami sering bertemu di hampir semua kejuaraan sejak 2017," kata Huang, dalam wawancara dengan Olympic Channel.
"Setelah Kejuaraan Asia 2018 saya dan Taerattanachai berfoto berempat dengan pasangan tanding masing-masing. Dari situ kami mulai sering mengobrol."
Baca Juga: Segera Menikah, Sung Ji-hyun Ungkap soal Hubungannya dengan Son Wan-ho
Sementara itu, Taerattanachai mengatakan pertemanan dengan Huang bermula saat ia menanyakan usia Huang.
"Setelah pertandingan saya bertanya usia dia. Dari situ kami bertukar nomor telepon dan berkirim pesan hingga berteman," ucap Taerattanachai.
Persahabatan kedua perempuan muda ini rupanya sanggup mengalahkan perbedaan bahasa.
Huang tak bisa berbahasa Thailand dan Taerattanachai tidak menguasai bahasa Mandarin. Namun, kendala itu terbukti tidak relevan.
Baca Juga: Ganda Putri Jepang Ingin Putuskan Tren Buruk Lawan Rekan Senegara
"Kami biasa berkomunikasi dengan campuran bahasa Mandarin, Inggris, dan isyarat tangan. Tidak ada masalah soal bahasa," tutur Taerattanachai.
Status sebagai kompetitor di lapangan pun mereka anggap bukan alasan untuk tidak berteman.
"Di lapangan kami memang rival, tetapi kami berteman di luar lapangan. Hasil pertandingan tak berpengaruh pada relasi kami," ujar Huang.
"Kami justru selalu menantikan kesempatan untuk bertanding melawan satu sama lain," kata pemain berusia 26 tahun.
Baca Juga: Pemain Korea Selatan Bicara soal Gelar Doktor dan Rencana Pensiun
Pasangan tanding masing-masing mengaku tak keberatan dengan pertemanan Huang-Taerattanachai.
"Bagi saya tidak masalah. Mereka hanya berteman, tidak lebih," kata Dechapol Puavaranukroh.
Adapun Zheng Si Wei menjadikan hubungan dua pemain legendaris, Lee Chong Wei (Malaysia) dan Lin Dan (China) sebagai komparasi.
"Lin Dan dan Lee Chong Wei juga bersahabat meski bersaing sengit. Bersaing di lapangan bukan berarti tidak bisa berteman," kata Zheng.
"Kalau kompetisi di lapangan menjadi alasan untuk tak berteman, bisa-bisa saya dan Huang tidak punya teman lain," tuturnya lagi.
Baca Juga: BWF Pastikan Belum Ada Perubahan Prosedur Kualifikasi untuk Olimpiade