Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih kepala Bulu Tangkis India, Pullela Gopichand, menyebut peran teknologi untuk memonitor para pemain pada masa pandemi covid-19 sangat krusial.
Dalam wawancara dengan Badminton Unlimited, Pullela Gopichand mengungkapkan bagaimana pandemi covid-19 mengubah rencana Badminton Association of India (BAI) untuk tahun ini.
"Kami memulai dengan ekspektasi bahwa tahun ini akan sangat sibuk, apalagi lolos ke Olimpiade Tokyo adalah agenda yang sangat penting. Namun, jelang Kejuaraan Beregu Asia 2020 di Filipina terjadi lonjakan kasus covid-19," kata Gopichand.
Baca Juga: Lee Zii Jia Tak Tertarik Lihat Pertandingan Denmark Open 2020
"Karena itu, tim putri India mundur dari Kejuaraan Beregu Asia 2020 dan para pemain lain juga mulai cemas untuk bepergian. Lalu sempat ada lockdown dan para pemain harus pulang ke rumah masing-masing. Namun, setelah shock tersebut reda, kami mulai bangkit lagi," tutur dia melanjutkan.
Pandemi covid-19 yang memaksa para pemain pulang ke rumah masing-masing pun membuat BAI harus mencari alternatif untuk memonitor mereka.
Baca Juga: Saina Nehwal Tambah Wakil Asia yang Mundur dari Denmark Open 2020
Internet akhirnya menjadi solusi andalan Gopichand memantau PV Sindhu dkk.
"Kami menggunakan aplikasi seperti Zoom dan Google Meeting. BAI harus melakukan sesuatu dengan cepat karena jangan sampai para pemain kehilangan kedisiplinan mereka," ucapnya.
Baca Juga: Mundur dari Denmark Open 2020, Nama Kento Momota Masih Ada di Undian
"Karena itulah, BAI memberikan jadwal latihan via WhatsApp dan mengadakan sesi latihan setiap pagi dan sore agar para pelatih bisa memantau langsung," ujar Gopichand.
Menurut Gopichand, metode yang digunakan membantu para pemain mempertahankan rutinitas berlatih mereka.
"Pemain seperti PV Sindhu, Kidambi Srikanth, atau Saina Nehwal punya pelatih pribadi, tetapi untuk grup besar kami menggunakan Zoom dengan jadwal latihan yang berbeda sesuai kebutuhan," kata Gopichand menjelaskan.
"Hal terpenting adalah jangan sampai para pemain menjadi tidak disiplin karena adanya lockdown, atau jadi punya kebiasaan buruk seperti jadwal tidur yang tidak teratur. Kalau sudah demikian, akan sulit mengembalikan kondisi mereka."