Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengalami kerugian sebesar Rp 7,5 miliar karena Liga 1 2020 terus mengalami penundaan.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) kembali menunda Liga 1 2020 karena tak mendapatkan izin dari Polri, sehingga PSIS Semarang pun memutuskan meliburkan klub.
PSIS Semarang memutuskan meliburkan tim selama satu minggu sambil menunggu kepastian lanjutan dari PT LIB dan PSSI terkait nasib Liga 1.
Di tengah harapan bergulirnya Liga 1 2020, Yoyok Sukawi pun mengungkapkan kerugian yang dialami.
Baca Juga: Hasil FP3 MotoGP Aragon 2020 - Morbidelli Tercepat, Vinales Gagal Hattrick
Walaupun ia mengatakan bahwa memang semua klub saat ini mengalami nasib yang sama, tapi PSIS dipastikan telah rugi sebesar Rp 7,5 miliar.
"Saya rasa semua klub Liga 1 hampir sama mengalami kerugian. Mereka Semua sama merasakan bahwa tahun ini seperti remuk redam," kata Yoyok Sukawi dalam Webinar yang turut dihadiri BolaSport.com, Sabtu (17/10/2020).
"Kalau dihitung semua kerugian PSIS sampai hari ini sekitar Rp 7,5 miliar. Jadi diawal musim biasanya kan waktu mau main kan banyak pemain minta DP, terus persiapan tim, kami kontrak rumah dan fasilitas lainnya," ucapnya.
Menurut Yoyok Sukawi setelah kompetisi diputuskan untuk berhenti, PSIS pun menutup semua yang ada dari apartemen hingga yang lain.
Tetapi setelah PSSI memutuskan Liga 1 bakal kembali bergulir 1 Oktober 2020, pada Agustus pun tim mulai mengeluarkan uang operasional kembali.
Dari tadinya apartemen yang sudah ditutup hingga kembali mendatangkan pemain asing, tentu saja itu membuat tim mengalami kerugian besar.
"Tentu saja ini uang operasional menambah lagi, yang tadinya apartement yang sudah ditutup, mobil yang sudah dikembalikan disewa lagi, dan pemain asing kembali di datangkan. Jadi biayanya sama seperti awal musim kami mendatangkan pemain untuk restart kompetisi," ujar Yoyok.
Akan tetapi, di tengah itu Yoyok Sukawi menaruh harapan besar kompetisi agar tetap bergulir karena menurutnya banyak pihak yang bergantung dengan sepak bola.
Baca Juga: Lionel Messi cs Satu Suara Tolak Pemotongan Gaji dari Barcelona
"Dari seluruh stakeholeder memang menginginkan kompetisi tetap berjalan. Memang pertimbangan kami dari sisi ekonomi agar para pemain dan yang lainnya bisa mendapat pendapatannya. Jadi itu yang semua klub pertimbangkan," tutur Yoyok.
Menurutnya harapan itu bukan tanpa dasar, karena PSSI dan PT LIB sejak awal juga sudah membuat protokol kesehatan yang jelas.
Bahkan suporter pun dilarang datang ke stadion, sehingga jika liga berlanjut dipastikan bakal berjlan dengan ketat.
"Harapan kami dengan disampaikan kepada pemerintah, kepolisian itu kami juga ada pertimbangan lain selain dari sisi keamanan dan kesehatan," katanya.
"Ada juga sisi ekonomi supaya liga tetap bisa dilanjutkan dengan sistem yang lebih mudah dan cocok dilakukan ditengah pandemi."