Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - General Manager Arema FC, Ruddy Widodo angkat bicara soal kerugian besar yang didapat timnya Jika Liga 1 2020 tak kunjung bergulir.
Kompetisi teratas sepak bola Tanah Air itu hingga kini belum diketahui kepastiannya.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah berkali-kali ingin membangkitkan kompetisi sejak ditangguhkan Maret lalu.
Baca Juga: Janji Timnas U-16 Indonesia setelah Mendapat Kesempatan Uji Coba di Luar Negeri
Namun ujung-ujungnya, mereka gagal mendapat izin menggelar pertandingan dari pihak kepolisian.
Pihak Kepolisian berdalih kasus Covid-19 yang tinggi masih menjadi persoalan rumit.
Menurut Ruddy Widodo, akan ada dampak yang buruk apabila kompetisi terus-menurus ditunda tanpa kejelasan.
Apalagi jika kompetisi musim ini dihentikan ditengah jalan atau dibatalkan.
ia menyebut bahwa klubnya dapat kehilangan kepercayaan dari pihak sponsor yang bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan klub.
"Dipastikan kalau kompetisi sampai berhenti dan tidak berlanjut, maka dampak kerugianya akan lebih besar dibanding keuntungannya," ucap Ruddy Widodo dikutip BolaSport dari Tribun Jatim, Senin (19/10/2020).
"Salah satu kerugian terbesarnya, kepercayaan atau trust dari pihak sponsor," imbuhnya dengan tegas.
Baca Juga: Kabar Baik dari Bhayangkara FC di Tengah Ketidakjelasan Kompetisi
Ruddy menjelaskan kemungkinan terburuk suatu tim bisa bangkrut apabila tak ada sponsor yang mau mendekati.
"Kita semua tahu pentingnya sponsor untuk tim. Bisa dibayangkan bagaimana musim-musim berikutnya jika tidak ada sponsor. Tentu akan sangat berpengaruh untuk kelangsungan klub," jelasnya.
Untuk itu, ia berharap kompetisi bisa dijalankan secepatnya dalam format apapun.
Sebab, dengan adanya pertandingan memungkinkan pihak sponsor baru akan mencairkan dana segar untuk tim.
"Pihak sponsor menjamin, begitu ada pertandingan lanjutan Liga 1 di televisi, maka pembayarkan sponsor akan dicairkan saat itu juga," ujar pria asal Madiun itu.
Meski sudah ada subsisi dari PSSI sebesar Rp 800 juta, namun Ruddy menegaskan bahwa anggaran tersebut jauh dari kata cukup.