Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kekalahan mantan ratu bulu tangkis dunia, Carolina Marin, pada final Denmark Open 2020 disebut karena ia tidak bisa mengimbangi kecepatan lawannya, Nozomi Okuhara.
Nozomi Okuhara (Jepang) mengalahkan Carolina Marin (Spanyol) 21-19, 21-17 pada final Denmark Open 2020 di Odense Sports Park, Denmark, Minggu (18/10/2020).
Dikutip dari Badminton Planet, Kimiko Jinnai, mantan pemain ganda Jepang, mengatakan kekalahan Marin karena ia tidak bisa mengimbangi Okuhara dari aspek kecepatan.
Hal tersebut membuat Marin membuat banyak kesalahan.
Baca Juga: BWF Umumkan Pembatalan Kejuaraan Dunia Junior 2020
"Alasan Marin membuat banyak kesalahan adalah karena pergerakan kaki Okuhara lebih cepat dan lebih baik," kata Jinnai.
"Marin harus menyerang lebih cepat dan keras, itu membuat Marin kelelahan dan merusak konsentrasinya," tutur dia.
Jinnai memuji kerja keras Okuhara dalam menjaga staminanya.
"Saya kira luar biasa Okuhara tidak menunjukkan ekspresi kesakitan setelah reli yang intens. Dia seolah bisa menormalkan detak jantungnya dalam beberapa detik," ujar Jinnai.
Baca Juga: Ahsan/Hendra: Sudah Waktunya Bulu Tangkis Indonesia Bersinar
"Okuhara bisa memulai servis berikutnya tanpa masalah. Dia sangat bugar dan bisa melakoni reli-reli yang intens," tutur Kimiko Jinnai lagi.
"Dia telah menguatkan ototnya selama tujuh bulan tanpa turnamen akibat pandemi. Karena itulah ia bisa menyerang baseline sebelah kiri dan kanan Marin dengan mudah."
"Kecepatan Okuhara adalah senjata ampuh," ucap Jinnai.
Jepang membawa pulang dua trofi juara pada Denmark Open 2020.
Selain Nozomi Okuhara yang menjadi juara kategori tunggal putri, skuad Negeri Matahari Terbit juga mengamankan titel juara ganda putri melalui Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Baca Juga: Marcus/Kevin: Kami Belum Menjadi Ganda Putra Terbaik di Dunia