Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih timnas U-19 Indonesia, Shin Tae-yong, mendapat pujian karena punya karakter yang keras dan disiplin dalam melatih anak asuhnya.
Pemerhati talenta muda sepak bola Indonesia, Jaino Matos, mengungkapkan kekagumannya pada pelatih timnas U-19 Indonesia, Shin Tae-yong.
Jaino Matos melihat Shin Tae-yong telah membawa perubahan luar biasa bagi perkembangan sepak bola Indonesia, khususnya di usia muda.
Hal itu tampak pada perkembangan signifikan yang ditunjukkan oleh Bagas Kaffa dkk saat menjalani pemusatan latihan di Kroasia.
Baca Juga: Tampil Lagi di ONE Championship, Priscilla Hertati Lumban Gaol Incar Gelar Juara Dunia
Oleh sebab itu, Jaino Matos pun sangat berharap supaya Shin Tae-yong bisa dipertahankan oleh PSSI.
“Saya benar-benar berharap efek Shin Tae-yong dipertahankan. Efek dia sangat luar biasa,” kata Jaino Matos dilansir Bolasport.com dari Kompas.
Kualitas Shin Tae-yong yang paling dipuji oleh mantan pelatih Persiba Balikpapan itu adalah karakter sang pelatih.
Juru taktik asal Korea Selatan itu punya karakter yang keras, disiplin, dan tanpa kompromi.
Baca Juga: Bukan Jorge Lorenzo, Ini Pengganti Valentino Rossi pada MotoGP Eropa 2020
Hal tersebut juga tampak dari pola latihan yang diterapkan oleh Shin Tae-yong saat mengasuh Witan Sulaeman Cs.
Hal itu dinilai sebagai pembeda Shin Tae-yong dengan pelatih-pelatih timnas terdahulu.
Karakter yang keras tersebut juga dinilai sebagai hal yang paling dibutuhkan timnas Indonesia sejak lama.
Pria asal Brasil itu berpendapat bahwa para pemain timnas Indonesia selama ini sejatinya tidak pernah kalah dari segi taktik dan kualitas permainan.
Baca Juga: Carolina Marin Sebut Pemain Muda yang Punya Potensi Jadi Lawan Sulit
Hanya saja belum ada pelatih selain Shin Tae-yong yang bisa menanamkan karakter disiplin di dalam diri para pemain Garuda.
Hal itulah yang menyebabkan timnas Indonesia kerap kalah dari negara-negara lain.
“Kita lupakan pola latihan dulu dan fokus kepada pembangunan karakter,” ucap pelatih berusia 40 tahun tersebut.
“Percuma pola latihan Pep Guardiola tapi sikap pemain buruk, tukang Tik Tok sama YouTuber."
"Tempat utama pemain bola di lapangan bola, bukan di Tik Tok atau pun YouTube,” imbuhnya.