Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Di kontrak sudah ada tata tertibnya. Diharapkan tak bermain bola di luar jadwal Persita. Tetapi, kami memberikan kebijakan baru dalam masa pandemi ini. Para pemain juga perlu menjaga kondisinya," kata I Nyoman Suryanthara kepada awak media.
"Kami berpikir positif saja. Kalau mereka main di tarkam, hal itu dilakukan demi menjaga kondisi fisik," ucapnya.
Sikap ini berbeda dari PSIS Semarang, di mana CEO Yoyok Sukawi dengan tegas mengatakan tak ada masalah apabila pemainnya ingin ikut tarkam.
Yoyok Sukawi bahkan mengaku dirinya ikut mencarikan kegiatan tarkam atau turnamen kecil untuk para pemain.
"Tidak ada masalah mereka ikut tarkam untuk mencari tambahan penghasilan di tengah ketidakpastian Liga 1. Saya bahkan ikut bantu carikan kegiatan tarkam atau turnamen kecil untuk mereka," ujar Yoyok Sukawi kepada BolaSport.com, Sabtu (6/11/2020).
Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu mengaku bahwa dalam kondisi saat ini, bukan lagi berbicara soal profesionalitas.
Soal perut dan keluarga lebih diutamakan, oleh karena itu pihaknya akan mendukung keputusan para pemain.
Baca Juga: Ketua Umum PSSI Sebut Malaysia Mulai Takut Lihat Timnas U-19 Indonesia
"Kami berbicara kemanusiaan bukan profesionalitas. Saat ini yang utama urusan perut dan keluarga," katanya.
Hal ini tak lepas dari kondisi pemain yang hanya akan menerima gaji sebesar 25 persen selama Liga 1 terhenti sedangkan kompetisi rencananya baru akan kembali dimulai pada Februari 2021.
Sementara itu, klub seperti Persib dan Bhayangkara FC tak mengizinkan para pemain mengikuti tarkam dengan alasan berbahaya.
Jika mengikuti tarkam, takutnya para pemain akan mengalami cedera jika lapangan yang bakal digunakan tak sesuai dengan standar.