Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menyebut bahwa para pembalap Yamaha termasuk Valentino Rossi mengalami mimpi buruk pada musim ini.
Performa para pembalap Yamaha, baik dari tim pabrikan atau tim satelit mereka, masih mengalami pasang surut hingga MotoGP 2020 menyisakan dua seri terakhir.
Hasil pada MotoGP Eropa 2020 pekan lalu bisa menjadi salah satu bukti masalah yang menerpa Yamaha, baik dari sisi teknis atau non-teknis, yang kian rumit.
Dari sanksi, para personel tim yang terinfeksi COVID-19, sampai masalah kinerja motor YZR-M1 yang kurang memuaskan untuk bisa tampil kompetitif pada sesi balapan.
Baca Juga: Anak Didik Valentino Rossi Masuk Radar Aprilia pada MotoGP 2021
Valentino Rossi, Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan Franco Morbidelli hancur lebur di mana tak ada satu pun dari mereka yang finis di posisi 10 besar pada balapan itu.
Hasil buruk yang dialami tim berlogo garpu tala tersebut turut mengundang perhatian dari pengamat MotoGP kondang asal Italia, Carlo Pernat, untuk berkomentar.
Melalui sebuah kesempatan, Carlo Pernat menilai bahwa Yamaha mengalami mimpi buruk pada musim ini menyusul masalah-masalah yang menimpa para pembalap mereka.
"Yamaha benar-benar telah mengalami tahun yang buruk. Saya tidak ingat musim yang berakhir dengan bencana untuk mereka," kata Carlo Pernat, dilansir dari GPOne.
Baca Juga: Sebut Ada Kejanggalan, Bos Aprilia Pasrah dengan Vonis Andrea Iannone
Maverick Vinales yang start dari jalur pit dan motor Valentino Rossi yang tiba-tiba mati menggenapi penderitaan Yamaha pada balapan akhir pekan lalu.
Selain itu, performa Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo dari tim satelit mereka, yakni Petronas Yamaha SRT, juga masih jauh dari kata memuaskan.
"Mesin motor Valentino Rossi yang mati, Maverick Vinales yang start dari pitlane," kata Carlo Pernat menambahkan.
"Fabio Quartararo kehilangan akalnya, Franco Morbidelli yang memainkan peran sebagai wild card dengan baik namun masih ada yang belum bisa dilakukan."
"Saya juga memahami para pembalap. Ketika mempunyai motor yang mesinnya mati, Anda akan memiliki masalah besar dan membuat Anda berkecil hati," pungkasnya.
Baca Juga: Alasan Jorge Lorenzo Anggap Andrea Dovizioso Wajar jadi Pengangguran