Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kehadiran Zlatan Ibrahimovic di San Siro diibaratkan sudah seperti dua legenda hidup AC Milan, Marco van Basten dan Ruud Gullit.
Zlatan Ibrahimovic bergabung dengan AC Milan pada Januari 2020 secara gratis.
Kedatangan Zlatan Ibrahimovic rupanya mampu membuat AC Milan mengakhiri kompetisi Liga Italia 2019-2020 dengan duduk di peringkat kelima di klasemen akhir.
Sumbangsih Ibrahimovic di awal kedatangannya yakni 11 gol dan 5 assist dari 20 penampilan di semua kompetisi.
Baca Juga: Luis Milla: LaLiga akan Berbeda Tanpa Keberadaan Lionel Messi di Barcelona
Kini, pada musim 2020-2021, penyerang 39 tahun itu mampu membawa I Rossoneri menguasai puncak klasemen sementara Liga Italia.
Pasukan Stefano Pioli dibawanya menjadi klub yang belum tersentuh kekalahan dengan lima kemenangan dan dua hasil imbang dari tujuh pertandingan.
Berbekal 17 poin dari 7 laga, mereka unggul dua angka dari pesaing terdekatnya, Sassuolo.
Sosok Ibrahimovic dinilai sebagai panutan dan mentor bagi skuad Stefano Pioli yang dihuni oleh sebagian besar pemain muda.
Baca Juga: Prakiraan Formasi Spanyol vs Jerman - Sergio Ramos Kontra Timo Werner
Adapun meski sudah uzur, musim ini Ibrahimovic telah mengemas 8 gol dan 1 assist dari 5 pertandingan di Liga Italia.
Peranan penting penyerang asal Swedia tersebut mendapat atensi dari mantan kapten Milan yang kini menjadi wakil presiden kehormatan klub, Franco Baresi.
Which Serie A trio were the best?
— When Football Was Better (@FootballInT80s) June 28, 2016
RT for AC Milan Like for Inter Milan pic.twitter.com/d8yZ1uaiZ6
Franco Baresi menilai sosok Ibracadabra, julukan Ibrahimovic, mampu memberikan banyak perubahan di tubuh Milan.
Baresi bahkan tidak ragu menyamakan Ibrahimovic dengan dua legenda hidup klub asal Belanda, Marco van Basten dan Ruud Gullit.
Baca Juga: Fabio Capello Baru Tonton Video Kemenangan Terbesarnya: Hebat Ya AC Milan!
Marco van Basten dan Ruud Gullit memiliki fisik dan mental yang hebat meski usia mereka waktu itu sudah tidak muda lagi di era kejayaan klub pada akhir 1980 dan awal 1990-an.
"Sungguh menakjubkan apa yang bisa dia lakukan, apa yang bisa dia berikan kepada rekan satu timnya. Secara mental dia masih berusia dua puluh tahun," kata Baresi dikutip BolaSport.com dari Sky Sport.
“Marco van Basten dan Ruud Gullit memiliki kekuatan fisik seperti itu, kepribadian yang sama dan dia membuat perbedaan seperti keduanya dulu."
"Secara fisik dia bugar, secara mental dia ingin membuat kagum, dia satu-satunya yang bisa mengatakan kapan waktu yang tepat untuk berhenti bermain," tutur Baresi.