Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.C0M - Awal kedatangan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong diwarnai dengan harapan tinggi agar ia bisa membawa timnas Indonesia lebih berprestasi.
Shin Tae-yong resmi menandatangani kontrak bersama PSSI pada akhir tahun 2019 untuk menukangi timnas U-19 Indonesia dan timnas Indonesia.
Menyeleksi langsung para pemain timnas U-19 Indonesia pada Januari 2020 di Stadion Cikarang, Bekasi, menjadi awal Shin Tae-yong memimpin latihan skuad Garuda.
Terpilihnya para timnas U-19 Indonesia itu langsung dibawa Shin ke Thailand untuk menjalani pemusatan latihan (TC) selama satu bulan di sana.
Baca Juga: PT LIB Tak Bisa Janjikan Jaminan Bagi Klub untuk Lanjutan Liga 1
Setelah itu, Bagas Kaffa dkk kembali ke Tanah Air, dan akhir Februari 2020 Shin Tae-yong langsung menukangi timnas Indonesia.
Langkah pertama Shin Tae-yong menukangi Irfan Bachdim dkk pun membuat geger para pendukung sepak bola Indonesia.
Bagaimana tidak? Pelatih yang dikenal tegas, displin, dan keras itu langsung mengkritik penampilan anak asuhnya yang dinilai tak pantas berada di level timnas.
Irfan Bachdim dkk dinilai seperti anak sekolah dasar saat melakukan passing dan yang lainnya.
Perjalanan lika-liku pelatih berusia 51 tahun tersebut itu dimulai dengan berbagai kritikan, namun tak sedikit pula yang mendukung cara melatih Shin.
Penerapan latihan dengan budaya keras ala Korea Selatan tersebut dinilai mampu menaikkan mental para pemain Indonesia.
Terlepas dari kritikan pedas Shin pun membuat skuad Febri Hariyadi dkk semakin termotivasi dan mampu menunjukkan perkembangan.
Namun, pelatih asal Korea Selatan tersebut tak lama memimpin latihan karena adanya Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia Maret 2020.
Lika-liku Shin Tae-yong Dimulai
Saat pertama Covid-19 memasuki Indonesia, seluruh kegiatan sepak bola tanpa terkecuali timnas Indonesia juga diliburkan.
Selama seluruh kegiatan diliburkan, Shin Tae-yong masih bertahan di Indonesia hingga pertengahan April lalu.
Tapi Indonesia masih memberlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), sehingga Shin tak bisa menggelar latihan di lapangan terbuka.
Baca Juga: Gagal Duet Bareng Marc Marquez Musim Ini, Begini Perasaan Sang Adik
Bahkan kepastian untuk menggelar latihan tak juga didapatkan, sehingga Shin Tae-yong dan tim pelatih jajarannya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, Korea Selatan.
Kepulangan Shin ke Korea Selatan berlangsung dengan baik, tetapi ternyata juru taktik yang dikenal dengan ceplas ceplos itu membeberkan segala unek-uneknya ke media setempat.
Shin Tae-yong menceritakan semua keluhannya kepada media Korea Selatan dari kekecewaannya terhadap federasi karena saat ia mencoret Indra Sjafri dari jajaran asisten pelatih.
Namun, PSSI malah menjadikan Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik PSSI, atau yang mana posisi ini berada di atas Shin Tae-yong.
Kritikan yang diberikan Shin kepada federasi tersebut ternyata dinilai buruk dimanta PSSI bahwa ia disebut tak bisa memfilter atau menyaring kata-kata yang seharusnya tak diungkapkan ke media.
Keluarnya berita itu dapat tanggapan langsung dari PSSI, bahkan Indra Sjafri juga sempat menggunakan media PSSI untuk memberi klarifikasi dengan apa yang terjadi.
Akan tetapi, hal itu semakin runyam sehingga PSSI membatasi diri berbicara dengan media begitu pula dari pihak Shin.
Tepat Juni 2020, drama ala Korea Selatan Shin Tae-yong dengan PSSI dimulai, yang mana mereka saling tarik ulur.
Bahkan saat itu isu pemecatan Shin Tae-yong jadi perbincangan hangat media di Indonesia ataupun luar negeri seperti Vietnam ataupun Malaysia.
Mantan pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu bahkan disebut sebagai juru taktik yang gagal.
Sebab ia dinilai berakhir menukangi timnas Indonesia sebelum mulai memimpin pertandingan dari luar lapangan.
Tapi, beruntungnya Shin Tae-yong yang akhirnya dapat berdiskusi dengan baik bersama Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Akhirnya drama ala Korea Selatan itu berakhir dan PSSI mampu membujuk Shin untuk kembali datang ke Indonesia pada Juli 2020.
"Malam ini mulai pukul 20.00 WIB saya bertemu secara virtual dengan Shin Tae-yong dan hanya didampingi penerjemah. Inti pertemuan itu adalah kami menyadari ada komunikasi yang tersumbat karena Covid-19. Komunikasi menjadi tidak lancar," kata Mochamad Iriawan, Jumat (26/6/2020).
Baca Juga: Perekrutan Antoine Griezmann Seharusnya Tak Dilakukan Barcelona
"Namun kami sudah menyepakati untuk melupakan polemik. Beliau ingin terus membangun sepak bola Indonesia khususnya tim nasional," ucapnya.
Jadwal TC Berantakan
Sesampainya di Jakarta, Shin Tae-yong diharapkan bisa segera menggelar untuk latihan timnas Indonesia senior dan timnas U-19 Indonesia.
Sebab tepat sebelum kedatangan Shin para pemain telah berkumpul di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat terlebih dahulu, bahkan para pemain sudah menjalani swab test.
Tentu saja Shin Tae-yong tak mengiyakan rencana latihan skuad Garuda dengan mudah.
Sebelum mulai mejalani TC, Shin Tae-yong meminta skuad timnas Indonesia menjalani swab test dua kali, sehingga jadwal yang diagendakan bakal berlangsung satu minggu setelah kedatangannya batal.
Hal itu karena harus menunggu hasil swab test keluar, dan akhirnya setelah dua minggu para pemain berkumpul, Shin dan tim pelatih baru mulai menggelar latihan.
Jadwal TC kali itu menjadi agenda paling berantakan yang ada karena TC sampai tiga kali latihan dibatalkan.
Drama panjang itu membawa perubahan sikap PSSI terhadap Shin Tae-yong.
PSSI segera memenuhi permintaan Shin dengan menggelar TC ke luar negeri, dan Kroasia terpilih menjadi pilihan timnas U-19 Indonesia.
Walaupun sebelumnya Shin Tae-yong berharap agar timnas U-19 Indonesia bisa menggelar TC di Korea Selatan, tetapi karena adanya aturan karantina dalam 14 hari negara Gingseng tersebut dibatalkan.
Akhir Agustus 2020 David Maulana dkk berangkat ke Kroasia untuk menggelar TC selama satu bulan penuh hingga September lalu.
Ternyata satu bulan tak cukup, timnas U-19 kembali menambah TC lanjutan di Kroasia hingga Oktober lalu.
Sehingga selama dua bulan para pemain menjalani TC di Kroasia, dan tentunya mereka mampu menunjukkan peningkatan dan perkembangan luar biasa.
Bagaimana tidak? dari 11 laga uji coba yang dijalani skuad timnas U-19 selama di Kroasia, mereka sukses mencatat lima kemenangan, tiga imbang, dan tiga kali kalah.
Lima kemenangan timnas U-19 Indonesia kala berjumpa Qatar pada pertemuan pertama (2-1), Dinamo Zagreb (1-0), NK Dugopolje (3-0), perjumpaan perdana dengan Makedonia Utara (4-1), dan HNK Hajduk Split (4-0).
Tiga hasil imbang diraih saat melawan Arab Saudi (3-3), Qatar (1-1), serta pertemuan kedua dengan timnas U-19 Makedonia Utara (0-0).
Serta menelan tiga kekalahan dari Bulgaria (0-3), Kroasia (1-7), dan tumbang melawan Bosnia Herzegovina (0-1).
Peningkatan yang ditunjukkan pemain timnas U-19 Indonesia itu bahkan membuatnya merasa diperlakukan seperti seorang VIP (Very Important Person).
Hal itu diungkapkan Shin pada media Korea Selatan, Khan.
Baca Juga: Jawab Bos UFC, Khabib Nurmagomedov Pilih Beternak daripada Bertarung
"Sekarang, ketika saya berada di Indonesia, saya diperlakukan seperti seorang VIP. Bahkan saya merasa bahwa cara saya memandang sepak bola Indonesia dari luar sudah berubah," ujar Shin yang dilansir BolaSport.com dari Khan.
Perjalanan Shin Tae-yong yang bakal terus diwarnai lika-liku
Sepulangnya dari Kroasia, Shin Tae-yong meliburkan para pemain, begitu pula tim pelatih yang memilih pulang ke Korea Selatan.
David Maulana dkk diliburkan selama satu pekan penuh, dan setelah itu, Shin Tae-yong menggelar latihan virtual untuk tetap menjaga kondisi para pemain.
Tak berhenti disitu, akhirnya Shin memutuskan menggelar latihan di lapangan terbuka walaupun ia sedang berada di Korea Selatan.
Sebanyak 38 pemain lama dan nama-nama baru dipanggil Shin untuk mengikuti TC di Jakarta dari 13-23 November mendatang.
Para pemain dipimpin latihan langsung oleh tim pelatih lokal, dan Shin hanya memantau langsung dari negara Gingseng tersebut.
Tetapi TC timnas U-19 Indonesia yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta itu juga dibarengi dengan adanya kabar baru yang datang dari Korea Selatan.
Media Korea, Yeongnam menyatakan bahwa pihak pejabat dari Kota Daegu, Korea Selatan mengatakan bahwa pihak timnas Indonesia telah datang dan bakal menggelar TC di sana.
"Menurut Kota Daegu pada 15 November 2020, Timnas Indonesia U-19 akan berlatih di Daegu. Jumlah personilnya mencapai 50 orang. Terbagi ke dalam 30 pemain dan 20 ofisial," tulis Yeongnam, Senin (16/11/2020).
Kabar tersebut langsung dibantah oleh PSSI dan Ketum PSSI menyatakan bahwa Korea Selatan masih menjadi salah satu opsi.
Serta tujuan utama untuk TC timnas U-19 Indonesia tetap diharapkan bisa berlangsung di Eropa, sehingga negara Spanyol jadi pilihan lainnya.
Hal ini pun menjadi lika-liku baru Shin saat menjadi pelatih timnas U-19 Indonesia, karena dalam wawancara dengan Yeongnam ia menyatakan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan program latihan.
Tetapi, PSSI menyangkalnya hingga saat ini, dan belum lama ini Indra Sjafri menyatakan pihaknya bakal mengumumkan lokasi TC timnas U-19 dalam dua hari lagi.
Lokasi TC lanjutan timnas U-19 dititik beratkan pada Spanyol dan Korea Selatan.
Akankah harapan Shin Tae-yong sejak awal melatih timnas Indonesia ingin membawa skuad Garuda TC di Korea Selatan tersebut bisakah terwujud?
Baca Juga: Susul Yanto Basna, Todd Ferre Buka Suara Jelang Kepindahan ke Liga Thailand
Apakah ini sebagai asam garam yang bakal kembali dirasakan oleh Shin karena lagi-lagi gagal boyong David Maulana dkk TC di Korea Selatan.
Namun, sebesar apapun harapan Shin Tae-yong tersebut bisa gagal terwujud karena semua keputusan pada dasarnya kembali lagi ke federasi.
Mampukan mantan pemain Brisbane Roar tersebut bisa bertahan terus menghadapi lika liku bersama timnas U-19 Indonesia yang tak akan pernah berakhir tersebut?
Seperti adanya sebuah harapan yang tak pasti, sehingga yang bisa dilakukannya saat ini oleh Shin hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk bisa mencetak regenerasi timnas Indonesia.
Sementara itu sebagai pecinta sepak bola Indonesia, saat ini yang bisa dilakukan penggemar hanya menanti dan menikmati proses mereka.
Perlu dinanti bagaimana hasil dari kedisiplinan orang Korea Selatan yang diterapkan di timnas Indonesia, akankah hal itu berhasil dan memberi dampak luar biasa?