Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Direktur Madura United, Haruna Soemitro pertanyakan alasan pihak kepolisian tak berikan izin terkait kompetisi Liga 1 2020.
Pertanyaan Haruna ini didasari karena melihat secara langsung adanya tarkam.
Bahkan Haruna menyebut pertandingan tarkam banyak terjadi di Jawa Timur.
Dari situlah ia mempertanyakan kenapa pihak kepolisian tak keluarkan izin untuk kompetisi sedangkan tarkam justru masih terus terjadi.
Menurut Haruna keputusan tersebut kurang adil.
Baca Juga: Jayden Oosterwolde Pemain Keturunan yang Tolak Timnas U-19 Indonesia
Pasalnya dari segi kesehatan tentu Liga 1 2020 lebih baik dari tarkam.
Seperti yang diketahui seluruh klub Liga 1 2020 sudah sepakat patuhi protokol kesehatan jika kompetisi dianjutkan.
Lebih lanjut tim-tim juga sudah menerima pertandingan digelar tanpa penonton.
Hal ini berbanding terbalik dengan tarkam.
Sepengetahuan Haruna, tak ada protokol kesehatan pada pertandingan tarkam.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Timnas U-19 Indonesia 80 Persen Gelar TC di Spanyol
"Tarkam di mana-mana tanpa protokol kesehatan, tanpa masker, tanpa jaga jarak, tanpa cuci tangan," kata Haruna, dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.
"Sementara PSSI yang sudah membuat protokol kesehatan, pakai medical wirkshop, kebijakan khusus jumlah orang di stadion, tetapi tidak diizinkan sementara tarkam diizinkan," ujarnya.
Sementara itu, Haruna kembali dibuat terkejut ketika pulang ke kampung halamannya.
Di Ternate, Haruna melihat ada pertandingan bola yang masih dapat bergulir dan penontonnya pun yang datang ke stadion sangat banyak.
Baca Juga: Transfer Bagus Kahfi ke FC Utrecht Dipastikan Tak Ada Masalah
Dari semua itu, Haruna mempertanyakan keputusan Kepolisian tetap melarang kompetisi.
"Saya tiga hari lalu pulang dari Ternate, di sana sepak bola penuh satu stadion, tidak ada apa-apa," ucap Haruna.
"Pollisi ini tidak mengizinkan karena apa? apa karena pandemikah? apa karena pilkadakah? itu harus transparan,
"Kalau karena pandemi itu sangat bisa diskusikan kembali, sangat bisa dikritik karena sepak bola yang lain juga berjalan," tuturnya.